Ketika Duka Rasanya Terlarang
Pandemi ini membuat saya berkaca. Semakin hari, ketika semakin banyak berita kehilangan yang datang dari kawan dan kerabat terdekat, saya jadi berpikir: Ketika orang berduka karena orang terdekatnya meninggal dunia, orang ramai-ramai mengirimkan doa. Doa agar Almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Doa supaya keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberi kekuatan. Klise, tapi tentu bermakna. Kemudian saya bertanya lagi dalam hati: Jika kita kehilangan, namun bukan karena yang bersangkutan meninggal dunia, kemudian bagaimana? Bukan saya mau mengecilkan arti kehilangan orang-orang yang meninggal dunia, sama sekali tidak. Duka bukanlah lomba yang patut dibandingkan siapa yang lebih sedih, siapa yang lebih sengsara. Hanya saja bagi saya ini anomali. Orang yang meninggal, hanya bisa ditolong oleh doa anak-anaknya yang soleh; sedekahnya ketika hidup; dan ilmunya yang bermanfaat. Sebaliknya, dalam kasus kedua mereka lebih perlu doa dari orang banyak agar ...