Kalau Bisa, Aku Tak Ingin Singgah di Jakarta



Kalau bisa, aku tak ingin mampir di Jakarta.
Bukan karena benci, kami hanya tak pernah saling menerima.
Jika aku datang, entah kenapa dia selalu murka.
Protes lewat klakson yang menyalak galak.
Lampu-lampu di jalanannya berpendar merah, lengkap dengan para penumpang yang marah-marah.

Tempat lain tidaklah sama.
Mereka bersorak gembira saat aku tiba. Katanya, aku membawa berkah.
Jika lama tak singgah, kadang mereka berdoa bersama.
Di atas sajadah-sajadah yang digelar di lapangan bola, atau di alun-alun kota.

Kalau bisa, aku pun tak sudi mampir di Jakarta.
Tempat aku hanya berakhir dalam gorong-gorong di bawah jalan raya.
Bukan di tanah bersama akar pohon dan renik-renik yang kecil tapi bermakna.

Kalau bisa, aku tak ingin mampir di Jakarta.
Coba tebak, aku siapa?




Jakarta,
18 Oktober 2017

Setelah 45 menit antara Medan Merdeka dan Hotel Sari Pan Pacific #huft .

Komentar

Postingan Populer