Tentang Cinta

Katanya, industri musik penuh dengan lagu-lagu tentang cinta. 
Kadang sendu, kadang mendayu. 
Kadang rindu, kadang membelenggu. 
Kadang ceria, kadang tentang air mata. 


Mereka yang membuat cinta identik dengan pelangi, bunga-bunga, dan kupu-kupu yang menggelitik ulu hati. 
Bahwa yang namanya cinta itu seharusnya menggetarkan. Membuat hati berdesing, lengkap dengan letupan-letupan warna-warni seperti kembang api.
Atau seperti segelas es teh manis yang menuntaskan dahaga.


Tapi kemudian aku tahu. 
Bahwa yang seperti itu bisa jadi cuma sesuatu yang pura-pura jadi cinta. 
Kwalitet super. Tapi tetap saja jadi-jadian dan bisa melempem dengan mudahnya. 


Cinta, sekarang aku tahu, dalam bentuk hakikinya, sesederhana Ayah yang berujar, "Hari ini tak usah ke mana-mana. Istirahat saja. Sudah dua minggu, kan, kamu tak libur." 
Atau semangkuk tempe kecap yang dibuat Ibu karena tahu kau akan pulang di akhir pekan.


Cinta yang sesungguhnya, tidak akan berisik minta dilirik. 

Dia bisa jadi cuma segelas air biasa.
Yang sederhana dan diam-diam saja di ujung meja. 
Tapi selalu ada. 


Ahad, 8 Oktober 2017
9.12 pagi. 

Setelah mendengar lagu Yura Yunita, Intuisi.
*Terima kasih untuk Dee yang sudah duluan memberi arti pada segelas air putih :)


Komentar

Postingan Populer