Payung Teduh: Manis, Lembut, Seperti Permen Kapas
Jalanan yang lengang. Angin. Daun-daun
gugur. Seorang perempuan berjalan sendirian. Lelaki yang memandang dari kejauhan.
Hujan. Bau rumput basah.
Beberapa detik intro sebuah lagu saja sudah bisa membuat
imajinasi terbang ke mana-mana. Kaget. Sudah lama banget gue nggak mendengar
musik yang bisa menstimulasi otak jadi seaktif itu untuk berimajinasi. Pastinya
ini bukan musik yang cocok didengarkan waktu nulis berita, nanti jadinya malah
nulis cerpen atau puisi. Hihihi.
Meskipun mungkin telat, izinkan gue mereview kelompok musik—gue gak yakin mereka cocok disebut band—dari fakultas tetangga yang, menurut Rolling Stone, dihuni oleh kakak-kakak bernama Is (vokal/gitar/guitalele, drum), Ivan (gitar, guitalele, vokal latar), Cito (drum, cajon), dan Comi (contra bass) ini ya..
payungteduh.blogspot.com |
Sudah pernah dengar nama Payung Teduh? Bahkan namanya cocok banget sama rasa musiknya: adem di telinga.
Petikan gitar dan betotan contrabass yang bersahut-sahutan
dengan denting piano dan suara lucu ukulele (entah kenapa suara ukulele di otak
gue berasosiasi dengan kata lucu :D) benar-benar membuai dan membawa angan
terbang. Lembut dan manis kayak permen kapas. Bahkan suara drum dan simbalnya
pun tetap lembut di telinga. Ditambah suara Kak Is yang halimpu (bahasa Sunda: empuk,
mendayu) itu... Aduh, pantas aja Nona Nanien menyebut musiknya bikin eargasm. LOL.
Mendengarkan musik Payung Teduh entah kenapa menyeret imajinasi gue ke masa lalu. Bukan dalam arti jadi galau-galau ingat kenangan masa lalu ya :D. I mean it in a good way. Ada lagu yang membuat gue membayangkan berdansa pelan (Rahasia) atau hanya duduk berdua dengan secangkir kopi mengepul, sesekali saling pandang (Berdua Saja), tapi settingnya tahun 70an . Si Perempuan berambut ikal sebahu, pakai sackdress selutut. hihihi.
Selain musiknya memanjakan telinga, lirik lagu Payung
Teduh juga gak seperti band-band mainstream. Ini contohnya:
Berikan tanganmu
Jabat jemariku
Yang kau tinggalkan
hanya harum tubuhmu
Berikan suaramu
Walau semua bisikanku
memanggil namamu
(Rahasia)
Kamu yang suka musiknya Ary-Reda atau Sore pasti mudah jatuh hati sama
melodi lagu-lagu milik Payung Teduh. Soalnya feel-nya serupa.
Akhirnya gue mengerti kenapa teman-teman di kampus dulu ada
yang suka banget sama mereka. Sebagai lulusan kampus berjaket kuning,
sebenernya gue malu mengakui baru dengar lagu Payung Teduh malam ini (semacam
telat bertahun-tahun baru dengar kelompok musik tenar dari fakultas sebelah, hehehe).
Kelompok musik ini dulu beberapa kali diundang ketika ada
acara anak komunikasi, tapi ya itu, gak pernah nonton. Akhirnya setelah
menemukan albumnya di playlist teman, gue copy (ehem, iya ingetin untuk
beli CDnya ya :P), lalu jatuh cinta aja gitu sama musiknya. Genrenya apa ya?
Ada warna keroncong, jazz, entah apalagi. Pokoknya nadanya bikin gue jatuh
hati. Hihihi. Gak heran kalau album kedua mereka, Dunia Batas, terpilih sebagai album terbaik 2012 versi Majalah Tempo.
Jadi berharap:
1. Mereka main di kawinan gue suatu hari nanti :D
2. Nyanyi bareng (siapa tahu Kak Is butuh partner
duet)
Ngayal boleh dong yaa...... :P
Kalau review gue di atas belum cukup meyakinkan untuk bikin
kamu mendengarkan lagu mereka, silakan intip link ini:
Selamat mendengarkan!
Cheers,
Anggi :)
Komentar
Posting Komentar