tag:blogger.com,1999:blog-20957734416088108262024-02-19T21:03:56.384+07:00Catatan KakiTulisan-tulisan hasil koalisi otak dan jemari. Kadang fiksi, tetapi banyak juga yang benar terjadi. Selamat membaca! :)gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.comBlogger51125tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-1965187187801122042021-07-27T15:44:00.006+07:002021-07-27T16:29:27.487+07:00Ketika Duka Rasanya Terlarang<p>Pandemi ini membuat saya berkaca. Semakin hari, ketika semakin
banyak berita kehilangan yang datang dari kawan dan kerabat terdekat, saya jadi
berpikir:</p><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Ketika orang berduka karena orang terdekatnya meninggal dunia,
orang ramai-ramai mengirimkan doa. Doa agar Almarhum mendapat tempat terbaik di
sisi-Nya. Doa supaya keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberi kekuatan.
Klise, tapi tentu bermakna. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal">Kemudian saya bertanya lagi dalam hati:<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Jika kita kehilangan, namun bukan karena yang bersangkutan
meninggal dunia, kemudian bagaimana?<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><iframe allowfullscreen="" class="BLOG_video_class" height="322" src="https://www.youtube.com/embed/hoZEi4zina4" width="481" youtube-src-id="hoZEi4zina4"></iframe></div><br /><p class="MsoNormal"><br /></p>
<p class="MsoNormal">Bukan saya mau mengecilkan arti kehilangan orang-orang yang
meninggal dunia, sama sekali tidak. Duka bukanlah lomba yang patut dibandingkan siapa yang lebih sedih, siapa yang lebih sengsara. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Hanya saja bagi saya ini anomali. Orang yang meninggal,
hanya bisa ditolong oleh doa anak-anaknya yang soleh; sedekahnya ketika hidup;
dan ilmunya yang bermanfaat. Sebaliknya,
dalam kasus kedua mereka lebih perlu doa dari orang banyak agar lebih besar
probabilitasnya dikabulkan Tuhan. Tapi, orang-orang nahas di kelompok kedua ini
jarang bisa bercerita tentang dukanya karena umumnya cerita ini dianggap aib.
Tak banyak orang yang bisa kami beri tahu. Jadi hanya segelintir orang yang
mendoakan kami, serta dia yang memilih pergi.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><p class="MsoNormal">Saya merasakan sendiri bagaimana rasanya hidup bersama duka yang
tak tuntas dan selalu menjadi bayang-bayang.</p><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal">Pertengahan tahun lalu saya kehilangan orang yang sebelumnya
sangat saya sayangi dan hormati. Beliau masih ada di dunia ini, namun jiwanya
seakan berganti. Bukan hanya menjadi orang asing, tapi juga menyakiti kami yang
ditinggalkannya pergi. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal">Sampai saat ini, satu tahun kemudian dan 2.000 kilometer
jauhnya dari rumah, luka itu belum juga sembuh. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Mungkin karena saya tidak pernah benar-benar sempat berduka.
<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Mungkin karena kehilangan kami tak dikubur dengan bongkahan
tanah, tapi terus saja terbuka dan menganga. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Kehilangan kami tidak menyisakan kenangan-kenangan manis
untuk dikenang. Sebaliknya saya jadi kehilangan kenangan sama sekali. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Ternyata otak manusia tidak diciptakan untuk memilah kenangan
baik dan buruk, kemudian hanya membuang yang tak diinginkan. Ketika saya berusaha
menghapus duka, kenangan baik juga ikut sirna. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Ketika keluarga saya berduka, saya memaksakan diri tetap
berfungsi karena tidak punya pilihan lain lagi. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Tak lama kemudian saya berangkat ke luar negeri untuk sekolah.
Sembari tetap bekerja karena saya tak bisa melepas tanggung jawab finansial
keluarga begitu saja.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Satu tahun kemudian, baru saya menyadari saya tidak pernah punya
kesempatan untuk berduka dengan layak. Satu tahun lalu, saya berusaha
menguatkan diri agar kami semua tak tenggelam bersamaan, berharap akan datang
hari ketika keluarga saya punya kekuatan dan saya akhirnya bisa berbalik menjadi
orang yang sesekali mereka lindungi. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Sampai saat ini hari itu belum juga datang. Bahkan saat saya
sudah berulang kali memohon pertolongan. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal">Pantas saja. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Ada hari-hari di mana saya bisa berfungsi dan mengisi hari
dengan berbagai kegiatan: Bangun tidur, mandi, makan, pergi ke kampus, bekerja,
belajar untuk ujian, solat, sampai akhirnya tidur lagi. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Ada hari-hari ketika rasanya kepala dan hati saya sedikit
lagi pecah, <i>saking</i> penuhnya. Tapi setidaknya di waktu-waktu seperti itu saya masih
punya tenaga untuk berjalan jauh. Terus dan terus, agar duka itu bisa saya titi
kemudian saya tinggalkan sedikit demi sedikit.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Yang justru paling sulit adalah hari-hari ketika rasanya tidak ada
tenaga sedikitpun untuk bangun dari kasur. Ketika energi saya hanya cukup untuk
memandang langit-langit kamar, atau layar telepon genggam selama berjam-jam,
tanpa arti. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Kalau skenario ketiga ini terjadi, tidak jarang saya
terjebak dalam sirkus menyedihkan. Mencoba berakrobat dari satu kegiatan ke
kegiatan lain, tanpa hasil. Ada masa saya bisa mencoba bekerja selama berjam-jam,
menatap layar yang sama, tanpa hasil apa-apa. Sirkus ini bisa berlangsung satu
hari, tiga hari, seminggu, bahkan lebih. Seperti saat ini. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Sampai akhirnya saya putuskan menuliskan saja semua-walau berat hati-karena siapa
tahu simpul-simpul ini bisa terurai satu demi satu. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p> </p>
<p class="MsoNormal">Tidak usahlah saya rinci siapa yang pergi dan masalah apa
yang kami hadapi. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Namun kalau boleh, tolong bantu doakan kami. Agar dia yang
pergi selalu dilindungi dan dituntun kembali ke jalan yang Allah ridhoi. Agar
kami sekeluarga yang ditinggalkan juga senantiasa diberi kekuatan. Semua. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><br /></p>
<p class="MsoNormal">Terima kasih :)<o:p></o:p></p>gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-20140168567734918712020-06-10T19:31:00.000+07:002020-06-10T19:31:22.826+07:00Matematika<br />
Seandainya hidup sesederhana matematika<br />
Sehingga satu ditambah satu selalu menghasilkan dua<br />
Dan dua ditambah satu akan menjadi tiga<br />
Bukannya saling menghabisi hingga yang dua tak lagi bersisa<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
10-06-2020</div>
<div style="text-align: right;">
19.00</div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4uMa_Dw0IDcf8atGOnlix4SKUOrm_RLtjrgoVL7TE1ps0PVn8IN9czR7tdFCN_rzJuIuFw32hjGfFcmFUIfGgSuHSOOk_Xny3QrUxH6bXrwVaOlhvMqKmeX20nXxbZ0_tAb1xL0Viq2Gh/s1600/IMG_1604.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4uMa_Dw0IDcf8atGOnlix4SKUOrm_RLtjrgoVL7TE1ps0PVn8IN9czR7tdFCN_rzJuIuFw32hjGfFcmFUIfGgSuHSOOk_Xny3QrUxH6bXrwVaOlhvMqKmeX20nXxbZ0_tAb1xL0Viq2Gh/s320/IMG_1604.JPG" width="240" /></a></div>
<br />gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-31426263643161547572020-05-27T18:18:00.000+07:002020-05-27T18:18:43.024+07:00Separation I thought death was the worst kind of separation<br />
But you prove me wrong<br />
For death at least offers some kind of closure<br />
And it gives us only two options: To mourn or to move on<br />
<br />
This one brings way too many bad multiple choices<br />
One of them being we get ready to move on while you drag our feet back to square one<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
May 18, 2020</div>
<div style="text-align: right;">
4 am </div>
<br />gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-35942248633089867812020-05-21T07:22:00.001+07:002020-05-21T07:58:12.724+07:00Sepotong Kue Kacang <div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Hari ini saya belajar dari sepotong kue kacang.</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Bahwa dalam hidup, penting untuk bersyukur dan merasa cukup. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Penting untuk tahu kapan berhenti mencari sesuatu yang lebih
baik. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Bahwa tidak ada gunanya terobsesi menemukan sesuatu yang sempurna,
karena memang tidak ada. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga9PAIEHrSj9bgldPomJ6hDlXUDBArHHrQUUfHbIag-XP3NFT8imEnE__Rwutj396ztCQXpI7IT3mXO7j7Jq-IAARsJ35ZYpz89jLsgkgkhzllevfNHfDm45HnBqPLOsjr4r10R2a7r20J/s1600/Kue+Kacang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga9PAIEHrSj9bgldPomJ6hDlXUDBArHHrQUUfHbIag-XP3NFT8imEnE__Rwutj396ztCQXpI7IT3mXO7j7Jq-IAARsJ35ZYpz89jLsgkgkhzllevfNHfDm45HnBqPLOsjr4r10R2a7r20J/s400/Kue+Kacang.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jadi, setelah bertahun-tahun menguji coba, akhirnya keluarga kami menemukan resep kue kacang yang kami cari: Manis, gurih,
lumer di mulut. Ini rasa yang saya cari sejak kecil. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kue ini tadinya hanya saya temukan setahun sekali, saat
bertandang ke rumah Uyut di Sukabumi. Hanya ketika Lebaran dia
menampakkan diri. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dua tahun lalu akhirnya kami sukses mereplika rasa yang diidamkan
sejak dulu. Sensasi wangi, renyah, gurih, dan lumer di mulut sukses
kami dapatkan setelah mencoba berbagai resep.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Rahasianya sederhana, kue ini ternyata nikmat karena
bersahaja. Cukup campurkan minyak, garam, telur, selai kacang, tepung terigu,
dan sedikit <i>baking powder</i>. Tak perlu bahan-bahan mewah. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tahun ini kami membuatnya lagi. Karena hari ini cukup banyak
tenggat pekerjaan, saya hanya kebagian mendandani adonannya dengan olesan kuning telur
dan taburan wijen sebelum dipanggang. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Saat berbuka puasa tadi kami mencoba hasilnya dengan
semangat. Namun, baru satu gigit saya sudah kecewa. Manis dan gurihnya, sih, sama, tapi wangi selai kacang yang sudah saya bayangkan ternyata tertutup oleh
bau mentega. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Rupanya ibu saya coba-coba menambahkan mentega ke adonannya.
Bahan yang jauh lebih mewah dari minyak goreng, satu pot berukuran 250 gram
saja harganya Rp 80.000. Kami hanya pakai sedikit, tentu saja. Untuk kue-kue
lain, tambahan mentega ini memang membuat mereka lebih wangi dan nikmat.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Tapi ternyata tambahan barang mewah tadi tak lantas membuat si kue kacang jadi lebih lezat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Menambahkan sesuatu yang dianggap lebih enak malah merusak
rasa yang tadinya sudah memuaskan kami. Obsesi mencari resep yang lebih baik
malah mengganggu apa yang sudah ada dan tadinya baik-baik saja.</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saya kemudian menangis di kamar mandi. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Bukan, bukan semata perkara kue kacang. Tapi ini mengingatkan
saya akan seseorang yang pergi karena tak puas dengan yang sudah dia miliki: Kami.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Bogor, 20 Mei 2020</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
20.28 WIB</div>
<br />gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-26658663252811951542018-05-21T23:05:00.000+07:002020-06-11T10:50:35.107+07:00My Ahjussi<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3QzJRrOPSbqkGDPmth5oPucdczf36UKeF2zBEGKAIFhyWZStcaqRp0RX-q-Wf_ei0k2DZt-kSYPCaCrotg_RSEiEISc0gMur94AHA3Cp3kMQYNqUSFDo7SpDeUYt2Mjz_aWM_y8BrBIhP/s1600/my-ahjussi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="692" data-original-width="1000" height="276" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3QzJRrOPSbqkGDPmth5oPucdczf36UKeF2zBEGKAIFhyWZStcaqRp0RX-q-Wf_ei0k2DZt-kSYPCaCrotg_RSEiEISc0gMur94AHA3Cp3kMQYNqUSFDo7SpDeUYt2Mjz_aWM_y8BrBIhP/s400/my-ahjussi.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>My Ahjussi (My Mister)</b><br />
Director: Kim Won Seok<br />
Writer: Park Hae Young<br />
Cast: Lee Sun Gyun, Lee Ji Eun (IU), Park Ho San, Song Sae Byeok<br />
<br />
<br />
Hello again, Netijen!<br />
<div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kali ini alhamdulillah bukan postingan curhat tapi mau me-<i>review</i> film yah, yang jarang banget gue lakukan, apalagi buat drama Korea. Hahaha. Tapi My Ahjussi ini spesial sekali dan sekarang menempati posisi teratas dalam daftar serial terbaik yang pernah gue tonton, bukan cuma di kelas drama Korea. <i>Such a well thought and well-crafted drama that deserved the highest accolade.</i> <i>Hence, my blogpost </i>(sok penting banget emang gue siapaa, HAHA).<i> </i>Tapi beneran segitu bagusnya sampai gue pengen belajar <i>screenwriting. </i><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<i><br /></i></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0okUNCID8t7ZwpKokYTpH7Zs8PSOkpff3NKXeTGPcJZrPv0RRvMylufSxcXc7mFoWQXJJJdKwe5D_DtHRpPJOCy6nTP74tzuudSshTf3leUC2khPeYzgC1oe3FW8Dx4tXJW048kHzDZ-3/s1600/Ahjussi+Character+poster.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="477" data-original-width="890" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0okUNCID8t7ZwpKokYTpH7Zs8PSOkpff3NKXeTGPcJZrPv0RRvMylufSxcXc7mFoWQXJJJdKwe5D_DtHRpPJOCy6nTP74tzuudSshTf3leUC2khPeYzgC1oe3FW8Dx4tXJW048kHzDZ-3/s400/Ahjussi+Character+poster.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Character poster: Lee Ji An, Park Dong Hoon, Park Ki Hoon, Park Sang Hoon</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal">
Oke. Biasanya gw nonton drama Korea buat lucu-lucuan aja, supaya otak bisa berhenti mikir sebentar dan siap diajak mikir hal yang berbeda lagi, (<i>you know, multitasking could kill, </i>hahaha). Tapi serial ini menyuguhkan pengalaman yang beda banget sepanjang riwayat gue nonton drama Korea. Kayanya film terakhir yang bikin gue se-<i>emotionally invested</i> ini adalah <a href="https://www.imdb.com/title/tt0118694/" target="_blank">In The Mood for Love,</a> <i>my all-time favorite “almost” romance </i>buatan Wong Kar Wai tahun 2000 yang menang Cannes (silakan ditonton dan kamu akan mengerti kenapa gue ngarang genre sendiri buat fim itu, hahaha). </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dari segi teknis, My Ahjussi ini sempurna (setidaknya dari kaca mata gue yang awam ini sih ya). Ya alur ceritanya, penokohannya, aktingnya, sinematografinya, sampai <i>sound-directing-</i>nya, semua kelas wahid! Rasanya pengen kasih <i>standing applause</i> dan pelukin semua <i>cast & crew</i>-nya saking sayangnya sama drama ini. Hahaha ini lebay, tapi aku serius. Apalagi kalo peluk Lee Sun Gyun, ya aku gak nolak lah (Astaghfirullah lagi puasa! huakakaka).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Btw, gue memang selalu suka drama dari sutradara Kim Won Seok (cek <a href="https://www.imdb.com/title/tt4240730/" target="_blank">Misaeng</a> dan <a href="https://www.soompi.com/2017/02/02/why-signal-2016-best-kdramas/" target="_blank">Signal</a>, bagus-bagus bangeet, Hollywood lewat!), tapi menurut gue My Ahjussi ini karya terbaiknya sampai saat ini. Meski di awal ceritanya gelap banget dan sering kali menguras energi, semakin diikuti, semakin <i>heartwarming </i>pula ceritanya. Mungkin sutradara dan penulisnya terinspirasi Ibu Kita Kartini: habis gelap terbitlah terang. #eyak.<br />
<i><br /></i>Nonton 16 episodenya, rasanya tuh kaya dibuat patah hati tapi abis itu sekalian dikasih obatnya juga. Bingung ye kan... pokoknya gitu deh. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Ending</i>-nya pun ga meninggalkan <i>aftertaste</i> kurang sreg seperti Misaeng & Signal yang seakan gantung bakal ada season 2 (yang mana jarang banget kejadian di dunia K-drama karena sistemnya beda sama Hollywood).<i> </i><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dibandingkan karya-karya sutradaranya terdahulu, My Ahjussi juga superior dalam hal <i>sound directing</i> yang detil. Asli bikin merinding karena bisa membangun suasana yang subtil tapi kena banget di hati. Cuma dengar suara napas dan langkah kaki aja bisa bikin kita: 💔<i>. </i>Duh, jadi pengen maraton nonton ulang kalo ga inget <i>deadline</i> 👾.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aktingnya? Semua <i>on point </i>dan karakternya membekas. Lee Sun Gyun sih memang salah satu aktor Korea veteran kesukaan gue ya. Jadi gak heran dia berhasil banget membawakan Ahjussi Park Dong Hoon yang kalem, dalem, hidupnya prinsipil dan cenderung kaku macam Rangga AADC, tapi penyayang (dan bikin aku juga ikutan sayang 😍. APA SIH NGGI...). </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZktNiIrrl_ri6ykIXVPdpKygks0qJXNu4uZZA7hQxIUEm2lUVgr0Lp0KJ9E167iUXbgkQB0eXF-a4AHP2FRy6_XEpt7tkbX3E0ETDyY7q9cRGf37a8ZONvR0x_OxOZ2-Ltqu4YyrTc1RE/s1600/Ahjussi.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZktNiIrrl_ri6ykIXVPdpKygks0qJXNu4uZZA7hQxIUEm2lUVgr0Lp0KJ9E167iUXbgkQB0eXF-a4AHP2FRy6_XEpt7tkbX3E0ETDyY7q9cRGf37a8ZONvR0x_OxOZ2-Ltqu4YyrTc1RE/s400/Ahjussi.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Yaaa kalo Ahjussi-nya kaya gini mah apa kabaar imanqu?</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi IU sih yang paling mengejutkan karena berhasil membuat penonton tetap sayang sama Lee Ji An. Si <i>anti-hero</i> yang keras, cerdas tapi kadang licik, dan dingin, padahal sebetulnya di balik semua tameng itu dia anak yang soleha. Aktor & aktris pendukungnya juga semua ciamik, tiada yang tersia-sia. Pokoknya aku cinta banget sama geng Kelurahan Hoogye & kekeluargaannya, juga solidaritas rekan-rekan kerja di PT Saman E&C (hahaha lebay).<o:p></o:p></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgthtXm3_TZeJZ8rjA2KuQIZKvwqqtoql41Wq6MleHz1kcuzk7N0Tp6hLZi3u5eCbnFHHSoiDsIFWBYpe8Rr8KB0P96A1EyNGfBeN2ras8LaJ9vPGV9Jk7ICjSJlaYuJb5nN288XyUqPRlV/s1600/Warga+Hoogye.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgthtXm3_TZeJZ8rjA2KuQIZKvwqqtoql41Wq6MleHz1kcuzk7N0Tp6hLZi3u5eCbnFHHSoiDsIFWBYpe8Rr8KB0P96A1EyNGfBeN2ras8LaJ9vPGV9Jk7ICjSJlaYuJb5nN288XyUqPRlV/s400/Warga+Hoogye.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Hatiku bersama warga Kelurahan Hoogye.<i> </i>HAHA. </td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMjVF5Tpoeng-p7f_VE8LE6UR4wOLjBDpuqQf7BhknKpLzc_AW6u3GMuczHdJRgHF5LFuWUhGZNCyNbIMs5vFEmLC6FGSsiAkKhco2Mp0-P5r4ZD5xHhV56fF0bqhwMFxD_027nTl5t4Pf/s1600/Ahjussi+2.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMjVF5Tpoeng-p7f_VE8LE6UR4wOLjBDpuqQf7BhknKpLzc_AW6u3GMuczHdJRgHF5LFuWUhGZNCyNbIMs5vFEmLC6FGSsiAkKhco2Mp0-P5r4ZD5xHhV56fF0bqhwMFxD_027nTl5t4Pf/s400/Ahjussi+2.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Rekan-rekan kerja Saman E&C</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Buat yang belum nonton mungkin ini terdengar berlebihan, tapi drama ini bahkan membuat gue menilik balik hidup gue selama ini (#eaaa mbaknya hidupnya berat? 😆). Makanya gw memutuskan nulis <i>blog post</i> ini, karena agaknya K-drama, atau drama apapun, dengan kualitas seperti ini sulit muncul lagi dalam waktu dekat. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Gue gak bakal spoilerin My Ahjussi dan membahas secara detail ceritanya di sini, karena: (1) ceritanya terlalu kaya dan <i>layered </i>untuk bisa gue spoilerin; (2) <i>I don’t think any words could do justice</i>. Ini tipe film yang akan kehilangan jiwanya kalau hanya diceritakan lewat kata-kata. Hanya bisa diapresiasi sepenuhnya jika ditonton sendiri, karena semua aspeknya dari mulai sinematografi, karakterisasi, <i>soundtrack</i>, <i>sound effect,</i> dialog, pemilihan diksi, sampai gestur-gestur kecil karakternya berpadu jadi karya yang menurut gue sih brilian dan kaya nuansa. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tetap sih, gue akan kasih sinopsis singkat supaya kamu bisa mengira-ngira drama ini isinya apa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #f1c232;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">My Ahjussi bercerita tentang kehidupan Park Dong Hoon, pria paruh baya yang hidupnya lagi penuh cobaan. Kariernya mandek di level manajer, pernikahannya gak bahagia, saudara-saudaranya juga lagi terpuruk dan mengandalkan dia. <i>You wouldn't want to be in his shoes.</i> Meski hidupnya terbilang membosankan, Om ini digambarkan sebagai orang yang lurus banget, ga neko-neko, dan menjalani hidup sebagaimana mestinya. Istilah singkatnya, kuat iman. Tiba-tiba, hidupnya yang membosankan itu berbalik 180 derajat setelah dia ketimpahan uang suap salah alamat.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #f1c232; font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="color: #f1c232; font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> </span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #f1c232; font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Di kantor yang sama, bekerja juga seorang gadis muda bernama Lee Ji An sebagai pegawai <i>outsourcing</i>. Ji An ini juga hidupnya berat. Miskin, menanggung neneknya yang sudah ga bisa apa-apa, dan terbelit utang. Nah, si Ji An ini yang pertama kali mendapati manajernya itu menerima suap.</span></div>
<span style="color: #f1c232; font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> </span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #f1c232; font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="color: #f1c232; font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> </span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #f1c232; font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Cerita selanjutnya berkembang dari konflik awal itu. Apa yang membuat si Om tiba-tiba dikirimi uang, apa yang terjadi setelahnya. Hingga akhir cerita, semua bergravitasi di sekitar Park Dong Hoon, Lee Ji An, dan orang-orang di sekitar mereka.</span></div>
<span style="color: #f1c232; font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> </span><br />
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Teman gue pernah tanya pas lagi gue MLM-in: "jadi ini ceritanya tentang cewek suka sama om-om?"<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
Wah<i>,</i> tidak sesederhana itu, kawan.<br />
<br />
Meskipun judulnya kalau diterjemahkan ke Bahasa Inggris jadi “My Mister”, ini sama sekali bukan cerita roman picisan ada anak gadis merusak rumah tangga orang. Buang jauh-jauh bayangan tentang skenario opera sabun kaya gitu ya. Hahaha.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Buat gw, My Ahjussi menyuguhkan cerita yang sangat kaya tentang hubungan antar manusia, mengapa kita disebut sebagai makhluk sosial. Tentang pentingnya kepercayaan. Tentang pentingnya berbaik hati kepada sesama, dan tak kalah penting, berbaik hati pada diri sendiri. Selama itu pula kita serasa dibawa naik <i>roller coaster </i>emosi, mempertanyakan arti kebahagian, dan akhirnya menemukan jawaban akan apa yang membuat kita kuat menjalani hidup (yang kata Nicky Astria adalah sebuah panggung sandiwara #eaaaa).<o:p></o:p><br />
<br />
Selamat menonton!<br />
<br />
XOXO<br />
Anggi</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmcpEhMKgmsyiVIV4VvJJh9U1lcNfY4cGCNMv8WPm1ad9gG6urizNfX2Oz4dkX5dw78Z8mNMzWQzsR6M85-f73qlkBCrCB-JNXy44sn_zX2uZGqNVi_2UwbGjg-mlNIjaqvGCTkWKL_6uG/s1600/Ajusshi15-00195.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmcpEhMKgmsyiVIV4VvJJh9U1lcNfY4cGCNMv8WPm1ad9gG6urizNfX2Oz4dkX5dw78Z8mNMzWQzsR6M85-f73qlkBCrCB-JNXy44sn_zX2uZGqNVi_2UwbGjg-mlNIjaqvGCTkWKL_6uG/s640/Ajusshi15-00195.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
</div>
</div>
gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-34211409401585672842018-02-16T15:31:00.000+07:002018-02-21T15:26:30.404+07:00MENGAPA KAMU MEMILIH DILAN, MILEA?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal">
Okesip.</div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Bertemu lagi dalam tulisan gak penting penuh luapan emosi dan hormon. Hahahaha.<o:p></o:p><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9LoUhrbQus1LjBMAqbv1qKi0hPZQq3zCkNxfY5W31hjkWsHtX2XXRv8o21q-cM_EE1e8SIFYVuS5fNDJe73T3GXk0fVMWeIe-BGZcuXL_5JwswjcjKjfnsMpaiB4rGTOkYd4Lq5t4SPn2/s1600/25011189_1592677934157813_2312736289989853184_n-696x463.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="463" data-original-width="696" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9LoUhrbQus1LjBMAqbv1qKi0hPZQq3zCkNxfY5W31hjkWsHtX2XXRv8o21q-cM_EE1e8SIFYVuS5fNDJe73T3GXk0fVMWeIe-BGZcuXL_5JwswjcjKjfnsMpaiB4rGTOkYd4Lq5t4SPn2/s320/25011189_1592677934157813_2312736289989853184_n-696x463.jpg" width="320" /></a></div>
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Berhubung teman-teman grup pecinta <i>oppa</i> dan dedek semuanya lagi pada demam Dilan (Iqbaal sih, sampe pada ngeshare video Dik <a href="https://www.youtube.com/watch?v=rP_HSKkYZ_k&app=desktop" target="_blank">Iqbaal ngaji</a>. YA TUHANQUU, penting banget teman-temanku 😆), jadi yaudah aku tulis aja pengalaman menontonku. Memanfaatkan <i>hype</i> tentang Dilan dan Dik Iqbaal yang belum usai. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pengakuan dulu yah, biar fans-fans Dilan gak pada emosi:</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<ol>
<li>Gue gak baca bukunya (pernah nyoba sih tapi terus ga lanjut), tapi tau bahwa bukunya hits banget dan ada tiga seri.</li>
<li>Gue geli liat trailernya. Tapi penasaran sama filmnya karena kok katanya lucu-lucu menggemaskan.</li>
</ol>
<div>
<br /></div>
<i>Coba Kakak-kakak yang pada gemes sama Iqbaal dan kini menjadi anggota <a href="https://www.gadis.co.id/Ngegosip/Iqbaal+E2809CCoboy+JuniorE2809D+Cinta+Soniq" style="text-indent: -18pt;">Soniq</a><span style="text-indent: -18pt;"> mana suaranyaa?</span></i><br />
<ol>
</ol>
Berhubung aku gak terlalu suka gombal-gombalan, jadilah aku nonton bersama Anis dan Corry yang biasanya senasib dan sepemikiran dalam percintaan, serta Deti yang emang pecinta Dilan dan udah nonton untuk kedua kalinya. Bisa ditebak, Deti sih kalem aja nontonnya sembari kadang-kadang ngecek editan tulisannya buat koran (wartawan emang jago <i>multitasking</i> ye). Sementara gue, Anis, dan Corry sibuk berkomentar <s>yang enggak-enggak</s> sepanjang film.<br />
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kayanya film ini emang pangsa pasarnya buat penonton yang rentang usianya <i>mid</i> atau <i>late</i>-20 sampai 40an kali ya? Selain para fans ABGnya Coboy Junior tentu saja. Soalnya filmnya nostaljik, sih, buat orang-orang yang mengalami tahun 1990an dan merindukan masa SMA. Gue suka banget adegan deg-degan nungguin telepon di rumah, sementara yang satu dari telepon umum dan pake uang koin. Sekarang sensasinya pasti udah beda. Gak ada lagi tuh deg-degan pas telepon umum udah ngasih sinyal tututut (waktu-Anda-telah-habis), atau cepet-cepetan ngangkat telepon di jam tertentu biar identitas si penelepon gak ketahuan Mama. Zaman sekarang mah paling cuma sedih kalo Whatsapp udah <i>read</i> tapi gak dibalas (<i>yhaaaa...</i>). </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dan, sebagai warga Tanah Pasundan, aku ngakak sih denger beberapa dialog Sunda yang kena banget. Udah lama banget ga denger orang bilang, “Urang bejakeun Sia!” (Gue aduin lo! Dalam bahasa Sunda kasar. LOL.)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jujur, kalau dari segi cerita dan gombalannya mah aku biasa aja. Cenderung kabur mungkin kalo ada cowok deketin pakai metode Dilan. Yang paling gue nikmati dari Dilan adalah pengalaman menontonnya. Itu isi studio kayanya kelompok penonton bioskop paling reaktif yang pernah gue temui. Dikit-dikit ketawa sendiri, dikit-dikit <i>“ciyee….”</i>, dan dikit-dikit kami ngikik berjamaah pas adegan Dilan ngegombalin Milea. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Ini yang digombalin seorang tapi yang GR satu studio. Wahahaha. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
Sampe ada seorang mas-mas yang nonton sendirian di depan bangku gue, yang heboh sendiri di beberapa adegan. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Permisi Mas, itu Dilan lagi ngegodain Milea lho, bukan ngegodain kamuuuu. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
*disambit popcorn*<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jadi, ternyata, memanglah suatu pilihan tepat nonton Dilan 1990 bareng sama cewek-cewek kelewat kritis yang hobi menganalisa adegan-demi-adegan. Emang penting sih memilih partner nonton yang tepat. Hahahaha. Yang ada kami malah mengomentari segala kelakuan Dilan dan Milea, beserta teman-temannya, baik yang berfaedah ataupun sampah, seperti: <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #6fa8dc;"> 1.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><b><span style="color: #6fa8dc;">Gaya PDKT Dilan yang: pepet terus tjoooy!</span><o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
Komentar kami: ini antara sayang sama <i>stalker</i> bedanya tipis ya. Kayanya kalo Dilan mukanya bukan Iqbal, yang ada Milea takut ya? </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #6fa8dc;"> 2.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><!--[endif]--><b>Hobi Dilan momotoran gak pake helm.</b></span><br />
<span style="color: #6fa8dc;"><b><br /></b></span>
<span style="color: #f3f3f3;"><i style="text-align: center; text-indent: 0px;"> </i><span style="text-align: center; text-indent: 0px;">Yah... </span><span style="text-align: center; text-indent: 0px;">Meskipun tahun 1990 mungkin kesadaran pakai helm lebih rendah dari sekarang. Jangan lupakan juga status Dilan sebagai anak kolong dan panglima geng motor, bukan Duta Aman Berkendara. </span></span><br />
<div style="text-align: center; text-indent: 0px;">
<span style="color: #f3f3f3;"><i> Tetep aja Dik Dilan, a</i></span><i style="color: #f3f3f3;">pakah kamu tak tahu, bahwa kebiasaan itu mengundang bahaya? </i></div>
<span style="color: #f3f3f3;"><i style="text-align: center; text-indent: 0px;"><br /></i></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi64MyMQUHt-SrULhh1vWj3C1fkaPXU9-EY9OKy5NADYkzJMVGn16cTWMAaPF87JRtcckpiwrvb-510BPp3Jb8oqu2xi0CGRlBIVeunTonE0dqIoqnSD6H0qmN3aSxUdR1tjNfsSw73nmnM/s1600/tipu-polisi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="336" data-original-width="480" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi64MyMQUHt-SrULhh1vWj3C1fkaPXU9-EY9OKy5NADYkzJMVGn16cTWMAaPF87JRtcckpiwrvb-510BPp3Jb8oqu2xi0CGRlBIVeunTonE0dqIoqnSD6H0qmN3aSxUdR1tjNfsSw73nmnM/s320/tipu-polisi.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bukan Dilan. (foto dari <a href="http://www.moral-politik.com/2017/07/bagaimana-caranya-tidak-keluar-duit-ketika-kena-tilang-polisi-malah-dapat-untung/" target="_blank">sini</a>)<br />
<br />
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span style="font-size: small;">Padahal, Jasa Marga aja berpesan: </span><br />
<br /></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0vINLXJgd7e8NYnyU6u471kuVb0p3cuOxTxHJJDcgbTgLlQU4JzWGFX2hi5oF2v_-Bya29mna1leBZiDHBxAKPhxpmiafbsrwqX082C7_PnLbSXMKZAcp3bltJEpsTw-hNEPOEInlI8A6/s1600/Picture+62683.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="398" data-original-width="530" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0vINLXJgd7e8NYnyU6u471kuVb0p3cuOxTxHJJDcgbTgLlQU4JzWGFX2hi5oF2v_-Bya29mna1leBZiDHBxAKPhxpmiafbsrwqX082C7_PnLbSXMKZAcp3bltJEpsTw-hNEPOEInlI8A6/s320/Picture+62683.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="https://plus.google.com/+EllyErmawati/posts/65ZLgsb99UH" target="_blank">Photo credit</a></td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p><span style="color: #6fa8dc;"></span></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #6fa8dc;"> 3.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><!--[endif]--><b>Hobi Dilan nyuruh-nyuruh Milea. </b></span><br />
<span style="color: #6fa8dc;"><b></b></span><br />
<span style="color: #6fa8dc;"><b></b></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
“Milea, makan.” “Milea, tidur.” <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Komentar Corry: Dilan ini kaya diktator ya, hobinya merintah melulu. 😂<br />
<br />
<o:p></o:p>
<br />
<div style="text-align: center;">
<i>Mungkin seiring perkembangan hubungan mereka, Dilan akan semakin perhatian.</i></div>
<div style="text-align: center;">
<i> "Milea, cuci kaki."</i></div>
<div style="text-align: center;">
<i> "Milea, sikat gigi." </i></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: center;">
<i> dst. </i></div>
<div style="text-align: center;">
<i> dsb.</i><br />
<i><br /></i></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #6fa8dc;"><b>4. Ngapain Dilan ngisiin TTS buat Milea?</b></span><br />
<br />
<span style="color: #f3f3f3;">Ketika Milea ulang tahun, Dilan ngasih kado TTS. Dibanding kado boneka buat dipeluk (duh, geli banget si Nandan) atau pacar resmi Milea yang ke Bandung tapinya ditemenin rombongan segengnya, kadonya Dilan ya emang bikin mesem. Tapi kenapa TTSnya udah diisi, Dilan? </span><br />
<span style="color: #f3f3f3;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #f3f3f3;">Corry: Waaah! Gimana sih Dilan. Ini namanya meragukan intelektualitas Milea!</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #f3f3f3;">*emoshi*</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #f3f3f3;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #f3f3f3; text-align: start;">Bukannya lebih seru kalo diisi bareng ya? <strike>Biar bisa sekalian modus pas jam istirahat.</strike></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #f3f3f3; text-align: start;"><i>Ah, kamu Dilan, ternyata masih kurang pengalaman. </i></span></div>
<span style="color: #6fa8dc;"><br /></span>
<span style="color: #6fa8dc;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #6fa8dc;"><b> 5.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></b><!--[endif]--><b>Kebiasaan Milea dan Dilan yang bisa telepon-teleponan, terakhir-terakhir bahkan lama teleponannya.<i> </i>Tanpa ada yang ngepoin.</b></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<b><i><br /></i></b></div>
<div class="MsoListParagraph" style="text-align: center; text-indent: -18pt;">
<span style="text-indent: -18pt;"><i><b> </b> </i>Sungguh kemewahan yang hakiki di masa itu. </span><b style="text-indent: -18pt;">👀</b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kayanya dulu kalo gw teleponan pakai telepon rumah, nenek gue selalu mondar-mandir di depan meja telepon, dan sambil lewat bilang:<br />
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: center;">
<br />
“Anggi, mayar telepon mahal. <i>Tong sok lila-lila</i> ngobrol (jangan suka lama-lama ngobrol).” Gitu. <o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sampe ada <i>box</i> khusus buat pesawat telepon yang ada gemboknya, jadi siapa pun bebas nerima telepon, tapi yang bisa nelepon keluar cuma yang pegang kuncinya. HAHAHAHA proletar banget ye keluarga guee. <span style="text-align: center;">#korbankrismon #hematpangkalkaya 😹</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #6fa8dc;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #6fa8dc;"> 6.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><!--[endif]--></span><b><span style="color: #6fa8dc;">Milea yang penurut dan rajin beberes, idaman pria Indonesia. </span><o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;">
Kami bertiga asli termangu karena Milea cepet banget ikrib sama Mamahnya Dilan (sampai mau dicium setelah beberapa jam kenal, <i>really?</i>), diajak masuk ke kamarnya Dilan, kemudian… ngajak si Tante beberes kamarnya Dilan bareng-bareng. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;">
<i>Sungguh Milea, jika aku jadi kamu, niscaya aku akan bilang pada Dilan untuk beresin kamar sendiri dan jangan merepotkan orang tua. Sesungguhnya kemandirian itu akan berguna ketika kamu dewasa nanti. <o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;">
<i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;">
Kemudian Dilan mungkin bingung sih, dia sama Milea ini lagi pacaran atau main kakak-adean? (di mana Milea berperan sebagai kakak perempuannya yang galak #heyak).<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;">
<span style="color: #6fa8dc;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #6fa8dc;"> 7.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><!--[endif]--><b>Dilan yang mengirim mbok-mbok tukang pijit waktu Milea sakit.</b> </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<br /></div>
<iframe allowfullscreen="" class="giphy-embed" frameborder="0" height="300" src="https://giphy.com/embed/9aPBhThp26KIg" width="480"></iframe><br />
<a href="https://giphy.com/gifs/photos-9aPBhThp26KIg">via GIPHY</a><br />
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<br />
Sungguh revolusioner, Dilan! Kalo yang ini, Kakak <i>approve</i>. Aku juga bakal tersipu-sipu sih kalo lagi sakit dikirimin tukang pijit. <i>Kamu ngerti aku banget siiiih….</i> *gemes*<o:p></o:p><br />
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst">
Adegan
ini membuat Corry dengan santainya mengingatkan gue akan satu kisah yang
berakhir karena keberadaan abang ojek <i>online</i>.
<o:p></o:p></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: center;">
<i> "Coba
waktu itu yang dikirim GoMassage ya
Nggi, mungkin sekarang lain ceritanya,” ujar Corry. </i></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: left;">
Toyor yah Cor!
(<i>jika ada ada pembaca yang merasa
tersentil dengan kisah ini, iyah, mungkin memang Anda yang saya maksud. LOL #bye
#anggritasignout #yhaadiacurcol</i>)<o:p></o:p></div>
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: #6fa8dc;">8.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><!--[endif]--><b>Dilan yang nyuruh temennya bawain motor ke sekolah, demi bisa jalan pagi bareng Milea ketika mereka udah mulai sayang-sayangan. </b></span><br />
<br />
Awalnya Milea emang males diboncengin Dilan, <s>mungkin karena Dilan gak bawa helm</s>, tapi sekarang kan Mileanya udah suka.<o:p></o:p><br />
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
Lagi-lagi, kami berkomentar sesuai umur dan kelakuan:<br />
<span style="text-align: center;">“Kalo aku jadi Milea, aku sih bakal bilang, ‘Kok motornya kamu titipin sih Dilan? Sekarang kan aku udah mau nebeng…’”</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<div style="text-align: center;">
<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast">
<i><br /></i>
<i>Dasar memang ini perempuan-perempuan manja kebiasaan kemana-mana pake ojek online sama demen cari tebengan.</i><span style="text-align: center;">🙈</span><br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #6fa8dc; text-indent: -18pt;"><br /></span>
<span style="color: #6fa8dc; text-indent: -18pt;"><b>9.</b><span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><b style="text-indent: -18pt;"><span style="color: #6fa8dc;">Mengapa Milea lebih memilih Dilan</span> </b><span style="text-indent: -18pt;">dan bukannya Nandan yang pinter, perhatian, kapten basket, ketua kelas, dll, dsb. Atau Kang Adi yang ganteng dan anak ITB. (<i>Tapi rada somse sih si Akang, udah ah Adek ilfil.</i>)</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast">
<div style="text-align: center;">
Waini!<br />
<br />
<div style="text-align: left;">
Jujur sih, gue juga akan lebih suka cowok yang unik, <i>witty</i>, dan bandel-bandel gemesin gitu daripada yang terlalu lempeng dan serius. (<i>Bad boy</i> emang seru ya buat dipacarin #eh, tapi yang pinter ya, dan gak ngeremehin perempuan). Tapi ya gak yang berandal juga. Kalo inget gimana Dilan temperamental dan suka ngamuk di ruang guru sampe ngancem bakar sekolah...</div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyqeQhIaDtx718vIbOrsLdUXJ7UpUvgjOYrT1HanHbcx515k0sb8OdlFmZnSuiewrhvF8pI72otHYBoP5wpzLdo-v3ZDgguf07cPYdy2QZutjhY8m9VzJPLor_FBiZPBzp6h2rDsZB7Dsa/s1600/Qasidah+meme+ngeri.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="296" data-original-width="480" height="197" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyqeQhIaDtx718vIbOrsLdUXJ7UpUvgjOYrT1HanHbcx515k0sb8OdlFmZnSuiewrhvF8pI72otHYBoP5wpzLdo-v3ZDgguf07cPYdy2QZutjhY8m9VzJPLor_FBiZPBzp6h2rDsZB7Dsa/s320/Qasidah+meme+ngeri.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">From qasidah meme for all ocassion.</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;">
<br />
<div style="text-align: center;">
<i>Sungguh Dilan, itu tidak keren. Mari, aku antar ke terapis. </i></div>
<br />
Jangan lupa juga kata-kata Dilan, kalau ada yang buat Milea sakit hati, dia akan hilang.<br />
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i>
<i>Duh, Dilan, kok kamu Orba sekali? Aku pernah denger itu dari salah satu narsumku. Serem, Dilan. </i></div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Sementara Anis, yang sering sekali kena <i>second-lead syndrome</i> alias mudah jatuh cinta pada karakter <i>side kick</i>, bermonolog:</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;">
<o:p></o:p><br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;">
<i>"Milea, harusnya kamu pilih Nandan. Meski sekarang dia cupu, tapi itu material abis lulus bakal masuk ITB, punya karier yang bagus, terus kamu mapan deh dunia akhirat.” <o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;">
<div style="text-align: center;">
<b>YHAAAAA </b>😂😂😂<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;">
Sungguh menggambarkan umur dan pola pikir perempuan akhir 20-an yang mendambakan pria soleh, cerdas, bertanggung jawab, <s>nan mapan</s>.<br />
<span style="text-align: center;"><br /></span>
<span style="text-align: center;"><br /></span>
<span style="text-align: center;"><b><span style="color: #6fa8dc;">Nah, melalui film ini, kami pun sampai pada beberapa kesimpulan:</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;">
<o:p></o:p><br />
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><i>1.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></i><!--[endif]-->Ketampanan membuat kelakuan-kelakuan nyeleneh Dilan mudah diabaikan. Coba mukanya Dilan bukan manis-manis gemesin kaya Iqbal, mungkin Milea sudah ambil langkah seribu atau paling enggak lapor ke bapaknya yang anggota TNI itu. Karena si Dilan nih suka agak-agak nyeremin gitu ya cara PDKTnya. <i>Tolong hargai personal spaceku, Dilan. <o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]-->2.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><!--[endif]-->Cowok-cowok kaya Dilan ini kayanya gak bakal lah naksir cewek-cewek yang mandiri, tahu betul apa yang mereka mau, dan gak suka diatur. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
Seperti tanggapan Corry waktu Anis monolog nasehatin Milea untuk memilih Nandan demi masa depan yang gemilang. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
“Dilan juga gak bakal naksir yang kaya kita, Nis.”<br />
<br />
*Bhaayyy*<br />
😂<o:p></o:p>😂😂😂😂</div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br />
<div class="MsoListParagraph">
Yah... cewek kaya kami-kami ini mah mungkin buat Dilan kurang menarik ya. Kurang manut <s>dan kurang manis</s>. Tapi kami juga mungkin ga mempan sih sama gombalannya Dilan, yang ada kabur. <o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: center;">
Nah, dari situ lah, kemudian aku mulai bertanya-tanya: <o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: center;">
Apakah kekebalanqu terhadap pesona Dilan ini menjelaskan fenomena mengapa aqu masih jomblo??? 😹</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Sekiyan.</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: center;">
<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
XOXO,<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Anggi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #f4cccc;">Ps: <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #f4cccc;">Di postingan ini gue
memang pengen nulis secara ringan aja, meski pas nonton memang banyak momen
yang bikin: "<i>wait, is this alright?</i>" <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #f4cccc;">Kalau pengen bacaan
yang lebih serius dan berbobot, silakan tengok tulisan <a href="http://fidellanandhita.blogspot.co.id/2018/02/demam-dilan.html?m=1" target="_blank">ini</a>, <a href="http://shntshnt.blogspot.co.id/2018/02/oleh-oleh-nonton-dilan-sebuah-pesan.html#more" target="_blank">ini</a>, dan <a href="https://medium.com/@apriliahnf/dilan-dan-segala-daya-tariknya-379c462ef932" target="_blank">ini</a>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #f4cccc;">Satu lagi, pertanyaan
penutup gue itu bercanda aja... tapi kalau sampai bener lebih banyak lelaki
seperti Dilan yang mengharapkan cewek seperti Milea di Indonesia ini. Hmm...
*peace out*</span><o:p></o:p></div>
</div>
<br />
<br />gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-75999183959736180702018-01-06T12:37:00.000+07:002018-02-16T23:27:05.386+07:00Kamu Perlu Jiwa Fangirl Ketika Ingin Buat/Perpanjang Paspor di Bogor<div class="MsoNormal">
Dengan mengucap
bismillahirrahmanirrahim, saya ingin memulai curhat sesi kedua dari petualangan
memperpanjang paspor di Kantor Imigrasi Bogor <s>tercinta</s>.</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kenapa pakai
bismillah? Pertama, karena memang begitulah ajaran kepada kaum muslimin dan
muslimah. Kedua, saya juga berdoa semoga para pembaca yang budiman tetap bisa bersabar
dan berpikir positif selama mengikuti kisah petualangan saya ini. Hehehe. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Hubungan antara proses
pembuatan/perpanjangan paspor di Bogor dengan <i>fangirl</i> niscaya akan saudara-saudari
pahami seiring cerita saya nanti. Hahahahaa. Untuk gambaran gimana gigihnya para fangirl mengejar idola, silakan liat klip teman saya <a href="https://nienju.wordpress.com/">Nanien</a> dan Maya waktu ketemu Park Bo Gum Dedek Akuuuuu! (maapin fangirl kumat HAHAHA).<br />
<br />
<iframe allow="encrypted-media" allowfullscreen="" frameborder="0" gesture="media" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/DreGcQ2EZ1o" width="560"></iframe>
<br />
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: left;">
<a href="https://nienju.wordpress.com/2016/11/24/jalan-jalan-korea-bertemu-park-bogum/"><span style="font-size: x-small;">Jalan-jalan Korea Bertemu Park Bo Gum (from nienju.wordpress.com)</span></a></div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Oke kita mulai yah… <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jadi, awal mula
kekisruhan dalam memperpanjang paspor sudah dimulai sejak 2017. Cerita ini sudah
saya tuangkan panjang lebar dalam postingan sebelumnya:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPD08_gwz6Ymmh5sKdZSwLMkebQaK-7TpzO7ZKbpaSvE5tYtwT5PRlDZxil71UllhIqQLz6QJESJfhUkMTmclj5jIbdTl934XWSqnvPWbroBlhtLWOv0R4UAHaHRF1EYfaF4Wn-d37tkSo/s1600/ada-ibu-pengabdi-setan-di-instagram-kemkominfo.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="335" data-original-width="671" height="159" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPD08_gwz6Ymmh5sKdZSwLMkebQaK-7TpzO7ZKbpaSvE5tYtwT5PRlDZxil71UllhIqQLz6QJESJfhUkMTmclj5jIbdTl934XWSqnvPWbroBlhtLWOv0R4UAHaHRF1EYfaF4Wn-d37tkSo/s320/ada-ibu-pengabdi-setan-di-instagram-kemkominfo.png" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://gigianggi.blogspot.co.id/2017/12/kenapa-harus-digital.html">Ibu mau perpanjang paspor</a> (foto punya Joko Anwar)</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Berhubung saya udah
dapat informasi bahwa pada Sabtu, 6 Januari 2017 ini Kantor Imigrasi Bogor
melayani pembuatan dan perpanjangan paspor secara manual, jadilah saya dan Ibu Suri
berangkat. Jam 6 pagi keluar rumah <s>dengan wangi dan cantik (karena foto
paspor yang jelek niscaya akan menimbulkan penyesalan selama 5 tahun mendatang)</s>.</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jam 6.30 kami tiba di
Kantor Imigrasi Bogor. Daaaannn ternyata antrian sudah mengular <s>seperti antrian
beli diskonan sepatu Nike</s>. Waaw ternyata kurang pagi!<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
*maafkan, lupa foto antriannya karena udah keburu sebel*<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saya pun dengan
polosnya bertanya kepada Bapak Satpam. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
A: Pak, ini antrian
yang mau buat dan perpanjang paspor? <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pak Satpam: Iya tapi
kayaknya udah lebih dari 100 Bu. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b>“KAYAKNYA”<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sungguh kata yang
membuat nyaliku ciut sekaligus menahan amarah. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ilfil dong yah gue,
karena antreannya udah panjang banget sampe ada yang ngemper-ngemper sambil
makan bubur ayam. Kesian juga Ibu Suri disuruh ngantri tanpa kepastian gini.
Berhubung sebenernya udah dapet nomor antrean untuk mengurus paspor di tanggal
17 Januari 2018, jadi akhirnya kami memutuskan untuk putar haluan <s>dan cari
sarapan</s>. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Selama di perjalanan
pulang, makin dipikir ini balada ngurus paspor kok ya semakin mengecewakan dan
konyol. Ngomel sendiri atau nulis di blog dan medsos juga kayanya kurang
berfaedah yah selain untuk menyalurkan emosi yang membuncah di dada. Akhirnya
kuputuskan untuk kembali ke Kantor Imigrasi untuk menulis saran dan
memasukkannya di kotak saran. Kali-kali aja ditindaklanjuti. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kembali ke sana
sekitar jam 7 lewat, antrian sudah bubar tapi masih ada orang yang bergerombol
di depan gerbang. Dari kejauhan sih tampaknya pada ngomel-ngomel sama satpam
dan petugas Imigrasi <strike>(tepat seperti yang ingin gue lakukan HAHAHAHA)</strike>. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pas gw masuk dalam
kerumunan itu, bener aja dong lagi pada ngedumel rame-rame karena mereka
bukanlah 100 orang terpilih yang bisa ngurus paspor hari ini. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Meskipun ku bukan
Sailormoon yang diberi amanah untuk menegakkan keadilan, gue tetap terpanggil
untuk memberikan saran dan masukan agar tidak terjadi kericuhan yang sama di masa
depan. Seenggaknya ya orang ngantri tuh manusiawi kaya kalo kita ngantri di bank.
Lama juga sih, tapi setidaknya kan ada jaminan bahwa di hari itu kita bakal
tetap bisa ketemu <i>teller</i> atau <i>customer service</i> untuk membantu kebutuhan kita. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saranku gak
muluk-muluk kok: <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0px;">
<span style="text-indent: -18pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0px;">
<span style="text-indent: -18pt;">1. </span><span style="text-indent: -18pt;">Siapin aja
nomor antrian 1-100 jadi kalau ada yang datang bisa dikasih nomor dan nunggu
sampai layanan dibuka. </span><s style="text-indent: -18pt;">Mau makan bubur ayam bisa duduk dengan proper gitu,
bukan di trotoar</s><span style="text-indent: -18pt;">.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0px;">
<span style="text-indent: -18pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0px;">
<span style="text-indent: -18pt;">2. Catat
siapa-siapa yang ambil nomor. Buat aja daftar absen kosong yang bisa diisi dengan
identitas pengantri. Bila perlu suruh tinggalkan KTP sebagai jaminan.</span><br />
<span style="text-indent: -18pt;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="text-indent: -18pt;">Bagaimana? Sederhana bukaan???</span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kalau dalam logika gw
yang cetek, setidaknya ini bakal membantu petugas untuk tahu berapa orang
yang sudah antri. Kalau kuota 100 orang sudah habis kan Pak Satpam juga
jadi enak ngasih pengumumannya. Bilang aja kuotanya sudah habis, “kalau masih mau nunggu ya
ndak apa-apa Bapak dan Ibu, tapi <i>waiting
list</i> dan cuma bisa dilayani kalau ada yang membatalkan gilirannya.”</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Bukannya bilang ,“kayaknya
udah lebih dari 100 Bu.” <i>Please</i>, deh, Bapak jangan PHP. #laaah. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jadi orang ga
ngantri-ngantri tanpa kepastian sembari duduk ngemper kaya mau masuk <i>venue</i> konser. Kasian
loh itu banyak bapak-bapak dan ibu-ibu udah tua. Gue sih ga rela nyokap gue
disuruh begitu. <i>Durhaka kalian semua,
durhakaaa!<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Singkat cerita gue
nanya-nanya lah ke satpam dan petugas Kantor Imigrasi yang jaga di depan
gerbang. Usut punya usut ternyata mereka punya tuh nomor antrean 1-100…. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
….yang dibagikan mulai
jam 7 pagi, sebagai tiket masuk dan nomor antrian di dalam. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
WAH SUNGGUH SANGAT BERFAEDAH…<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
…TAPI TELAT.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Karena ini sungguh
bikin emosi jiwa, akhirnya terjadilah percakapan ini (yang sayangnya gak gue
rekam agar bisa menjadi bukti yang sahih apabila ternyata tulisan ini bikin gue
disomasi. Amit-amiiit).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
A: Kenapa sih Pak
nomornya ga dikasih aja dari awal ada yg datang?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Petugas dan
Satpam (P&S): Soalnya kalo
dibagiin dari awal suka dibawa pulang Bu, ga balik lagi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
A: Ya dicatet aja Pak,
dibuat list.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
P&S: Tetep aja Bu, banyak yang ngakalin.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
A: Oooh gitu Pak. Jadi
karena banyak yang berniat jahat jadi akhirnya ga mau pakai sistem ini lagi?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
P&S: Iya… (sambil
manggut-manggut yang bikin gue tambah kesel karena yaelah bapak kok mudah amat
menyerah). <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Petugas kemudian
melipir masuk, menyisakan Pak Satpam yang bernasib buruk karena masih
menghadapi gue sendirian. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
A: Ya suruh ninggalin
KTP aja Pak. Masa iya ada orang mau main ninggalin KTP gitu aja dan gak diambil
lagi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
S: Tetap ga bisa Bu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<i>Wallahualam sih ya
kalo banyak oknum, tapi mohon maap kok aku susah percaya akan argumen ini. Tadi
pagi aja gue melihat oknum yang gerak-geriknya tampak seperti calo, meski tanpa
sisem nomor antrian ini.<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
A: Ini orang pada
mulai ngantri jam berapa ya Pak? Saya dateng jam 6.30 aja dibilang “KAYANYA
udah lebih dari 100 orang Bu.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
S: Tadi saya piket malem sih udah ada yang
datang dari jam 2 Bu. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
A: Waduuuh lebih-lebih dari mau nonton konser ya
ini. Padahal ini pelayanan publik lho Pak. Ada kotak saran ga Pak? Saya asukin saran aja deh.<o:p></o:p><br />
<br />
S: Ada Bu, tapi di dalam dan hari ini tutup. Ibu balik ke sini lagi aja hari Senin. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<i>Waaah Bapak kira saya tidak punya
pekerjaan rupanya.<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
A: Alhamdulillah sih
Pak, Senin mah saya kerja. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
A: Kalau begini mah
nanti banyak calo lagi loh, saya udah liat tuh tadi yang gerak-geriknya kaya
calo. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
S: Iya nanti bisa langsung
lapor juga Bu soal calo. Disampaikan aja Bu nanti hari Senin.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Daaan dengan begitu
lenyap sudah citra baik pelayanan publik yang diberikan oleh Kantor Imigrasi
Bogor. Habis tak bersisa. <i>Disclaimer: </i>yang bikin saya kesal di sini bukan karena ga dapat antrian, namanya juga datang lebih siang. Tapi ketiadaan sistem untuk antriannya itu lho, padahal sistem sederhana seperti di bank aja cukup. Saya juga gak menyalahkan Pak Satpam karena dia hanyalah cerminan sistem di sana.<br />
<br />
<i>I am sorry I am so done with you</i>. Mau ngasih saran via kotak saran aja mesti balik lagi loh
minggu depan. Byeeeee. Mudah-mudahan ini cuma kasus di Bogor aja ya, di daerah lain jangan.<br />
<br />
Udah lah terpaksa menyerah, izin dari kantor/cuti dan
balik lagi ngurus paspor tanggal 17 Januari 2018. FYI, nomor antrian ini
saya dapatkan via WA sejak akhir Desember 2017. Bikin pengen niruin Cinta dan
bilang, “telat! Madingnya udah terbit!” karena oh sungguh lama sekaliiiii.</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Begitulah sodara-sodara!
Mudah-mudahan para pembaca blog ini lebih budiman, mampu menjaga hati, dan
tidak berujung kesel sendiri seperti saya. Tapi kalau ada temanku yang mau
nulis ini jadi berita, silakan loh. Aku bersedia jadi narasumber. HAHAHAHA.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sungguh lah
memperpanjang paspor di Bogor itu membutuhkan niat, determinasi, <i>passion</i>, keteguhan,
sikap optimis dan pantang menyerah layaknya <i>fangirl</i> yang ingin menonton
konser grup K-POP idolanya atau bersalaman dengan biasnya. Yang bisa sampe nginep di depan loket penjualan tiket supaya bisa kebagian tempat duduk strategis.<br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--><o:p></o:p></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsoX2oTaVxPiTJdS6tYJqhQzpX5-GUJG2BFhzYZdHtTK-RFOWldiy2hc3Dy-YszH7KwAoO8F-zwDYOpjDu_mXoTQmv4KZ-o8E9SaCUPZh5S-J3y99c_ya_khOXsN_8KxcEk_VE59cwcpTG/s1600/Fangirl+reaction.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="279" data-original-width="500" height="178" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsoX2oTaVxPiTJdS6tYJqhQzpX5-GUJG2BFhzYZdHtTK-RFOWldiy2hc3Dy-YszH7KwAoO8F-zwDYOpjDu_mXoTQmv4KZ-o8E9SaCUPZh5S-J3y99c_ya_khOXsN_8KxcEk_VE59cwcpTG/s320/Fangirl+reaction.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(pic taken from <a href="https://aminoapps.com/c/k-pop/page/blog/6-fanboys-problems/p2IQ_uRJmx5rxMBBaPgJpmYvexWWE0" style="font-size: medium;">here</a><span style="font-size: small;">)</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz-2n_3_Xw1GQWFxps-UbOHPniy4Vke7X4zdXIVoae4JpXmRxmZfW-HRCzdfpOMz2YsOqkyB7DEa_kk47s5DA_Hx689DsXVPZumtTkXpszBYaJdGff9dwr8hEROnyF3AzKLynM0aJ0BRtx/s1600/b7bdb_Selebriti_150310_antrian-tiket-super-junior.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="800" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz-2n_3_Xw1GQWFxps-UbOHPniy4Vke7X4zdXIVoae4JpXmRxmZfW-HRCzdfpOMz2YsOqkyB7DEa_kk47s5DA_Hx689DsXVPZumtTkXpszBYaJdGff9dwr8hEROnyF3AzKLynM0aJ0BRtx/s320/b7bdb_Selebriti_150310_antrian-tiket-super-junior.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://sipenggot.blogspot.co.id/2012/04/para-elf-rela-menginap-akhirnya-dapat.html">Para Elf Rela Menginap, Akhirnya Dapat Tiket SS4</a> (pic from article)</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<div style="text-align: center;">
FANGIRL FTW!!!</div>
<br />
XOXO<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Anggi <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Doakan aku ya semoga berhasil perpanjang paspor tanggal 17 Januari nanti!</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-81895476105316344982017-12-28T14:10:00.001+07:002017-12-28T18:45:49.231+07:00Kenapa Harus Digital? <br />
<br />
Sebelumnya, meski lebaran masih lama, saya mau mohon maaf lahir batin dulu kalau-kalau postingan ini isinya curcol dan pake ngomel-ngomel (ya karena memang demikian adanya, hahahahaa).<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiA128_CmkHTGW5bpQk8QS1uQXUN5U13Ca1cMd_XlOv5lgYrWt7jfTad6MOkTBR0CYLvDCT5CrGWDyiZgb-sphgXnAzwguONy-CLWrF_iCfqAd_-gXDHNJlH0PH8WI-wrSH4sVVTZ88D_cH/s1600/unnamed.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiA128_CmkHTGW5bpQk8QS1uQXUN5U13Ca1cMd_XlOv5lgYrWt7jfTad6MOkTBR0CYLvDCT5CrGWDyiZgb-sphgXnAzwguONy-CLWrF_iCfqAd_-gXDHNJlH0PH8WI-wrSH4sVVTZ88D_cH/s320/unnamed.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<br />
Alkisah, paspor saya habis masa berlakunya pada November 2017. Sejak beberapa bulan lalu saya juga udah <i>googling</i> gimana caranya perpanjang paspor, <i>plus step by step</i>nya. <i>Thanks to</i> Google, saya jadi tahu kalau sekarang Kantor Imigrasi sudah pakai sistem pendaftaran <i>online</i> via Whatsapp.<br />
“Waaah praktis nih, ga perlu ngantri pagi-pagi buta,” saya bersyukur banget waktu itu.<br />
<br />
Mohon dicatat ya: <b>WAKTU ITU</b>. Lupa bulan apa.<br />
<br />
Kenyataannya, sistem baru ini bukannya bikin hidup makin mudah, kok malah jadi ngerepotin. Saya nyoba dari Oktober tapi ga dapat-dapat tanggal yang sesuai sama jadwal saya.<br />
<br />
Ya maklum ya, namanya juga menempati hierarki terbawah dalam rantai makanan di kantor, saya ga bisa ngatur jadwal keluar kantor dengan fleksibel kaya bos-bos. Plus lagi banyak <i>event</i> banget, weekend bisa beneran libur aja udah syukur (yaaah Mbaknya malah curcol😼).<br />
<br />
Pokoknya daftar lewat WA tanggalnya selalu gak jodoh. <strike>(Hmm mengapa soal jodoh ini selalu rumit? #LHO). </strike><br />
Belum lagi saya mesti nyocokin jadwal sama Ibu Suri yang mau plesir ke negeri seberang, tapi paspornya mati sejak 2014, makin berabe.<br />
<br />
Menjelang libur akhir tahun ini akhirnya saya nyoba lagi peruntungan daftar via WA. Hasilnya masih nihil. <i>Null.</i> Anda belum beruntung. Coba lagi yhaaa.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjadLbEx14OLwiLGMLCxvv1sqJaJ_WySFbaMtdVM4rRNiKMsROZYREJc9jHz8mIsG-EHgzUq_1hx_O6sC99cPh3aRPjYFJykmEGyKiGTxRfVSp_4k_TXR__RLIJgWJPoVh_nU25a_YopZXr/s1600/Anang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="154" data-original-width="328" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjadLbEx14OLwiLGMLCxvv1sqJaJ_WySFbaMtdVM4rRNiKMsROZYREJc9jHz8mIsG-EHgzUq_1hx_O6sC99cPh3aRPjYFJykmEGyKiGTxRfVSp_4k_TXR__RLIJgWJPoVh_nU25a_YopZXr/s320/Anang.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
“Aku sih no,” kalo kata Mas Anang (gambar dari <a href="https://www.konfrontasi.com/content/nasional/soal-full-day-school-mendkibud-tidak-paham-demografi-pendidikan-indonesia">sini</a>).</div>
<br />
Kalau balasan Whatsapp dari Kantor Imigrasi sih:<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvhyTMPI6CBqBeLqGDK9liVsOjaX8apx54EKfKOpH8Pz_BUDPP0qeHUKTNOdUZUILWySjHXy6QG0UIMOG_Z_yMan6EG03bMRGeHEJaM-6lEECNehBeBNG-H8zrTJKtuxHn2y4ssIiNaSxK/s1600/9068.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="404" data-original-width="597" height="216" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvhyTMPI6CBqBeLqGDK9liVsOjaX8apx54EKfKOpH8Pz_BUDPP0qeHUKTNOdUZUILWySjHXy6QG0UIMOG_Z_yMan6EG03bMRGeHEJaM-6lEECNehBeBNG-H8zrTJKtuxHn2y4ssIiNaSxK/s320/9068.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
Baiklaahh! Jikalau kalian memang sedang perawatan, mungkin aku yang harus menjenguk langsung ke kantor sambil bawa berkas-berkasnya. Berangkat!<br />
<br />
Ya udah dong, mumpung kantor dermawan memberikan libur akhir tahun, gue dan Ibu Suri pagi-pagi ke Kantor Imigrasi Bogor. Ga lupa dandan cantik dan pake lipstik supaya foto paspornya gak pucet.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8WDyd7jn5H42rxcB8s-LRdwXCZyW7UzWhP71Ry9HqkHGaCkLPeqQ7qgMNZEgB6zqYLKIPjPviGgSo8MZzsI8a8IuqEx8TYxm6HHYVYk79m-DkfDgnIVeRf5cldA0L1ERY6zPG7vazfkw8/s1600/Foto+paspor.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8WDyd7jn5H42rxcB8s-LRdwXCZyW7UzWhP71Ry9HqkHGaCkLPeqQ7qgMNZEgB6zqYLKIPjPviGgSo8MZzsI8a8IuqEx8TYxm6HHYVYk79m-DkfDgnIVeRf5cldA0L1ERY6zPG7vazfkw8/s320/Foto+paspor.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mudah-mudahan lumayan xD</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Sampai di sana, eng ing eeeng yang bisa dilayanin cuma yang udah pegang nomor antrian dari WA. Sekadar ambil formulirnya pun tak bisa. (Mana Bapaknya galak banget lagi, hih. Selow aja kali Pak, cuma nanya loh, baik-baik pula nanyanya. Zzzz).<br />
<br />
Sungguh ku kagum pada mereka semua yang beruntung itu. Gimana ya caranya biar dapet nomor antrean?<br />
<br />
Apakah butuh keberuntungan seperti ikut kuis-kuis? Cilaka dong da aku mah anaknya jarang hoki kalau soal undian.<br />
<br />
Apakah harus segigih para pendaftar CPNS? Waaah, aku aja ga tertarik sih ngikut tes CPNS lagi.<br />
<br />
<div style="text-align: left;">
<b>Kemudian aku harus bagaimanaaa???</b></div>
<br />
Akhirnya ku bertanya pada petugas informasi dan curhat soal gue gagal melulu daftar via WA.<br />
<br />
Jawabannya:<br />
“Itu soalnya antriannya udah penuh Mbak. Dicoba terus aja, nanti juga bisa.”<br />
<br />
Rasanya pengen ngomel-ngomel dan <i>filing complaint</i> yah (yang bener aja deh Mbak masa saya harus mantengin WA Imigrasi mulu kaya orang kurang kerjaan?).<br />
Tapi untung diajarin sopan santun sama Ibu Suri dan Pak Sutie jadi ku bisa menahan diri di meja informasi (tapi abis itu ngomel juga di blog waaaahahahahah).<br />
Maaf deh Mbak, saya nanya-nanyanya pasti dengan muka jutek dan nada judes pendek-pendek. Sungguh pekerjaanmu berat dan pasti susah ya kudu <i>pokerface</i> gitu menghadapi protes orang-orang.<br />
<br />
Tapiiiii...<br />
<br />
<i>Duh, please.</i> Ini kan pelayanan publik ya, kenapa ribetnya menyamai daftar CPNS? Perlu banget nih menguji kegigihan warga negaranya yang mau bikin/perpanjang paspor? Ini bukan mau kerja buat mengabdi ke negara yang harus dites kesungguhannya lho.<br />
<br />
Kenapa mesti maksa pakai sistem digital semua dan menghapus sistem analogmu kalau sistem kalian belum siap wahai Ditjen Imigrasi? <i>Not all things digital is better than analog.</i> Kalau tujuannya adalah mempermudah dan memperbaiki pelayanan, maap-maap nih, tapi ini malah menyulitkan kami-kami yang mau ngurus haknya sebagai warga negara.<br />
<br />
Intinya, kalau gini caranya, saya lebih baik ngantri pagi-pagi lagi di tanggal yang saya bisa mampir ke Kantor Imigrasi daripada terus-terusan ga dapat giliran begini.<br />
<br />
Btw, kata Mbaknya sih mulai tanggal 6 Januari 2018 nanti kantor imigrasi bakal melayani pendaftar manual lagi setiap hari Sabtu. Tapi dibatasi 100 pengunjung pertama saja. Tjoy, kaya ngantri mo beli sepatu murah ya. 😹<br />
<br />
Tapi lumayan deh. Setidaknya ada harapan.<br />
<br />
<i>I’ll be gladly back to my analog loving self and haunt you next year.</i><br />
<i><br /></i>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV6BbN_NBKe3E3yJkkIPPAbpiCz4WYtzWDiXNFrqNYhX6Fcjsnc7nJzKsEtHyqxmCwo8yA3l55hu22nObMZO_e5fypfVhPXSvVbMA1rsI_ZArus-oH0G8wtLqpsCf8UKadAGJsmP7tdku9/s1600/ada-ibu-pengabdi-setan-di-instagram-kemkominfo.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="335" data-original-width="671" height="159" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV6BbN_NBKe3E3yJkkIPPAbpiCz4WYtzWDiXNFrqNYhX6Fcjsnc7nJzKsEtHyqxmCwo8yA3l55hu22nObMZO_e5fypfVhPXSvVbMA1rsI_ZArus-oH0G8wtLqpsCf8UKadAGJsmP7tdku9/s320/ada-ibu-pengabdi-setan-di-instagram-kemkominfo.png" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Permisi, Ibu mau daftar perpanjangan paspor.<br />
(Gambar punya <a href="https://kumparan.com/@kumparantech/meme-sosok-ibu-pengabdi-setan-muncul-lagi-kali-ini-di-balik-jendela">Om Joko Anwar</a>)</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<br />
Wassalam,<br />
Anggi<br />
Nominator Coba Lagi Award dari Ditjen Imigrasigigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-82776613382754876512017-11-14T17:02:00.000+07:002017-11-14T17:15:19.382+07:00Kalau Bisa, Aku Tak Ingin Singgah di Jakarta<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Kalau bisa, aku tak ingin mampir di Jakarta. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Bukan karena benci, kami hanya tak pernah saling menerima. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Jika aku datang, entah kenapa dia selalu murka. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Protes lewat klakson yang menyalak galak. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Lampu-lampu di jalanannya berpendar merah, lengkap dengan para penumpang yang marah-marah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Tempat lain tidaklah sama. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Mereka bersorak gembira saat aku tiba. Katanya, aku membawa berkah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Jika lama tak singgah, kadang mereka berdoa bersama. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Di atas sajadah-sajadah yang digelar di lapangan bola, atau di alun-alun kota. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Kalau bisa, aku pun tak sudi mampir di Jakarta. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Tempat aku hanya berakhir dalam gorong-gorong di bawah jalan raya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Bukan di tanah bersama akar pohon dan renik-renik yang kecil tapi bermakna. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Kalau bisa, aku tak ingin mampir di Jakarta. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Coba tebak, aku siapa? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgamV1CRytczFy_hl5XqgFf40R5YPz_kZrbakDplLQHElVJe2PxvT2mSOeYokrVMReZGj_EPcfn8uY2Ji1BwmI5rJjsG4wlQfc9XSoR1rvy-G0_M07k7tGs2DWaDrTadqH5fn8wSXAlyctP/s1600/IMG-7451.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgamV1CRytczFy_hl5XqgFf40R5YPz_kZrbakDplLQHElVJe2PxvT2mSOeYokrVMReZGj_EPcfn8uY2Ji1BwmI5rJjsG4wlQfc9XSoR1rvy-G0_M07k7tGs2DWaDrTadqH5fn8wSXAlyctP/s640/IMG-7451.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Jakarta, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">18 Oktober 2017<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Setelah 45 menit antara Medan Merdeka dan Hotel Sari Pan Pacific #huft .<o:p></o:p></span></div>
gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-46601288852339519292017-11-09T20:23:00.001+07:002017-11-11T21:39:53.840+07:00To Wed, or Not to Wed, That is the Question<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_Qii4aMnX-BATSURtRF-tSxMrrF6ZWlcXCmEyZIDH3yNaKdQG8q019oOvQ14M5bsSRS5xWVngE9UbBNe7IjkSJXcFJIqBirLxk-C4M6wshRF2RL6Nv72q_1O0dW89LrhY3u28CgJ0Op6j/s1600/tembang-kodok-ngorek-iringi-prosesi-temu-pengantin-kahiyang-bobby-ao7mDci1Q4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="533" data-original-width="800" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_Qii4aMnX-BATSURtRF-tSxMrrF6ZWlcXCmEyZIDH3yNaKdQG8q019oOvQ14M5bsSRS5xWVngE9UbBNe7IjkSJXcFJIqBirLxk-C4M6wshRF2RL6Nv72q_1O0dW89LrhY3u28CgJ0Op6j/s320/tembang-kodok-ngorek-iringi-prosesi-temu-pengantin-kahiyang-bobby-ao7mDci1Q4.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo courtesy of Okezone.com</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Jangan heboh duluu…<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Mumpung pernikahan Ayang Kahiyang masih <i>trending</i>, saya mau ikut meramaikan tulisan tentang pernikahan. Yang bukan tentang printilan kembang-kembang dan prosesi adatnya. Tapi isu yang lebih menohok buat perempuan umur 20an. #hazik<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i>Disclaimer</i>: di sini saya bukan ingin mempertanyakan keabsahan dan perlunya lembaga pernikahan kok. Saya juga mau banget nikah, apalagi umur segini yhaa. <strike>(brb setel lagu Wali. LOL)</strike>. Judul itu cuma saya plintir dari tulisannya Shakespeare supaya <i>catchy</i> aja. hahaha.<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Intinya, seperti mayoritas perempuan lainnya, saya juga memimpikan pernikahan yang sakinah, mawaddah, warahmah, bersama pria yang saya cintai, dan menjadi ibu dari anak-anak yang soleh. Aamin.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pertanyaannya, terutama yang saya hadapi sebagai perempuan berusia 20-an akhir di tahun 2017 ini: siapkah saya untuk menikah? Rumah tangga dan keluarga seperti apa yang akan saya bangun? (hahaha. Serius amat nih ya topiknya.)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Jadi, saya cerita dulu ya asal mula munculnya pertanyaan ini. Suatu hari, saya sudah janjian dengan keluarga saya untuk nonton film bareng di bioskop. Jumat malam. Tiket sudah dibeli. Saya buru-buru pulang dengan kereta yang penuhnya minta ampun, demi bisa mengejar jam tayang film itu. Biasanya saya menghindari pulang <i>tenggo</i> di hari Jumat karena macet dan penuhnya kereta bikin senewen. Tapi kali ini sudah <i>kadung</i> janji.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Singkat cerita, ayah saya batal ikut karena menamani temannya dari Solo yang mau nginap demi menghadiri reuni besok di rumah kami. Akhirnya kami nonton, pulang, lalu di jalan mendapat kabar bahwa di rumah ada tambahan tiga orang tamu lagi yang ingin ngobrol santai. (Yang tentu saja bikin saya membatin: bukan kah reuninya tinggal besok? Kok ada tim<i> advance</i> segala? *iya ini agak nyinyir, mohon maaf*)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Mungkin kekecewaan dan kekesalan saya juga dipengaruhi oleh jalanan Jakarta yang sukses membuat perjalanan Jakarta-Bogor dihabiskan dalam waktu tiga jam, padahal sudah naik kereta. Bikin terhempas kalau pinjam istilahnya Princess Syahrini. LOL. Tapi percayalah, yang membuat saya tercekat hingga akhirnya menangis di dapur bukanlah kerasnya Ibu Kota, tapi kelembutan ibu saya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ketika mobil masuk garasi, ibu saya terdiam sebentar dan menghela napas panjang, seperti sedang bersiap masuk ruang sidang skripsi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Capek ya Mah?” saya bertanya karena tahu beliau habis masak seharian mempersiapkan makanan untuk reuni besok. Bibi sedang pulang kampung. Jarum jam sudah menunjuk angka sepuluh.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Apa jawabannya?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ibu cuma tersenyum simpul, turun mobil dengan anggun, lalu masuk rumah dengan senyum dan menyapa para tamu dengan ramah. Menawarkan mau makan apa. Memohon maaf karena di rumah tidak ada apa-apa. Sama sekali tidak ada tanda-tanda lelah seperti tadi di mobil. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
*Ini sambutan standar dari tuan rumah yang berlatar belakang Jawa, sudah saya hafal sekali, dan turut saya praktikkan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tapi kali ini rasanya saya seperti sedang nonton drama yang dilakoni keluarga sendiri, lantas mengingatkan diri bahwa saya juga salah satu pemeran di situ. Gak boleh kelihatan bete.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya masuk, salam pada Ayah dan tamu-tamunya, mencoba tersenyum (yang saya tahu tidak pernah akan bisa menyamai Ibu), kemudian masuk dapur. Menyelesaikan persiapan masakan untuk besok, dengan begitu banyak pertanyaan berseliweran di benak saya, yang akhirnya dilontarkan juga ke Ibu saya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Mah, jadi istri itu susah ya?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ibu tersenyum simpul.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Kalau begini caranya, aku gak tahu kapan bakal siap.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Iih ga boleh gitu. Emang begini tau,” kemudian Ibu senyum menguatkan.<br />
<br />
Bukannya kuat, ujung-ujungnya saya malah nangis dalam diam sambil duduk di samping galon Aqua.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/FYMsehCwe54" width="560"></iframe>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
Saya bukan ingin menjelek-jelekkan ayah saya. Sama sekali tidak. Ayah saya termasuk suami juara. Dekat sama anak, pinter masak, tanggung jawab, tapi kalo urusan beberes sih KO (namanya manusia yah tiada yang sempurna. Hahaha).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya cuma jadi sadar bahwa bagaimanapun kita masih hidup di lingkungan yang kental sekali budaya patriarkinya. Yang tidak disadari sudah berjalan dan diterima sebagai suatu hal yang normal dan biasa. (Padahal, bukankah lebih praktis ngobrol di luar sambil makan daripada nunggu istri pulang baru beliin makan?)<br />
<br />
Tidak ada yang merasa ini salah, kecuali mungkin orang-orang yang pernah belajar tentang gender. Melalui tulisan ini saya memberanikan diri menuliskan apa yang mungkin berada di benak banyak perempuan masa kini, mungkin juga sudah dirasakan perempuan-perempuan di masa Kartini.<br />
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kejadian ini membuat saya betul-betul memikirkan apa itu pernikahan, peran apa yang dimainkan oleh perempuan dan lelaki di sana, sampai ke kesetaraan gender. Haha. Duh lagi demam otaknya malah bekerja ya. LOL.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i>You know what, sometimes, culture is a bitch.</i> (<i>See</i>, bahkan istilah negatif ini aja merujuk pada istilah untuk perempuan. <i>Just, why?)</i><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya sampai berpikir mungkin lebih baik anak sulung itu laki-laki aja, kalau perempuan bakal dilema.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sebagai anak sulung, saya dididik jadi anak mandiri, harus jadi contoh untuk adik-adik saya. Terlepas sebagai anak sulung, ayah saya mengajarkan anak-anaknya untuk bermimpi sebebas-bebasnya, punya cita-cita setinggi-tingginya, berusaha sekeras yang kita bisa, dan bertanggung jawab pada apa yang sudah kita pilih.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kira-kira saya tumbuh dengan pola pikir itu, tapi setelah besar, saya menghadapi kenyataan cukup pahit bahwa masyarakat dan kultur kita mungkin belum siap untuk ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya masih dapat sindiran halus dari beberapa teman saya:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Ah elo sih Nggi terlalu mandiri, laki-laki itu pengen merasa dibutuhkan.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Jangan terlalu keliatan pinter, nanti cowok gak mau.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Lo terlalu sibuk kerja kali.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Semuanya cuma bisa saya jawab dengan geleng-geleng kepala sambil ketawa, “Ya terus gimana dong?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
1. Ya terus gimana dong kalau saya emang biasa mandiri dan dari dulu cuma suka Mulan di antara para Disney Princess? Minta tolong sih boleh, tapi jangan sampai saya ngerepotin orang juga. Masa harus pura-pura manja kalau cowoknya lagi gak bisa bantuin. <i>Life goes on</i>. Urusan harus tetap berjalan. Tapi saya butuh kok lelaki yang bisa jadi tempat saya cerita dan saling menguatkan (#ciee).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
2. Ya terus gimana dong kalau cowoknya minderan? Masa demi sama cowok itu saya harus pura-pura bodoh. Padahal saya juga bukan yang pintar-pintar amat. Kalau sampai nikah gimana? Masa saya harus pura-pura bodoh seumur-umur?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
3. Ya terus gimana dong kalau pekerjaannya <i>demanding</i>? Kan gak bisa juga gak gue kerjakan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tapi saya berusaha banget memberi porsi waktu untuk orang-orang yang saya sayangi dan berarti dalam hidup saya. Beda perkara kalau sudah menikah atau menuju pernikahan nanti, pasti akan ada kompromi dan saya juga bukan tipe yang ngoyo mengejar karir. Saya gak pernah, tuh, bercita-cita jadi pemred, manager, atau direktur. <i>I simply do what I love and matters. </i>Kalau nanti sudah menikah sih saya pasti seneng-senang aja ngurus keluarga. Dari sekarang bahkan mulai mikir pekerjaan apa ya yang sesuai minat dan keahlian, tapi lebih fleksibel. Jadi <i>freelance writer </i>atau konsultan agaknya oke juga, tapi kan butuh pengalaman & rekam jejak ya. Kalaupun perlu jadi ibu rumah tangga dan gak bekerja ya bisa saja dibicarakan. Tapi kalau sekarang yang perlu diurusnya kan belum ada juga yaa. Kenapa harus ribet dari sekarang? Hahaha.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<strike>Ya kalau baru PDKT aja udah langsung mundur, mungkin gak segitu maunya aja sama saya. Belum juga diskusi. Wkwkwk.<o:p></o:p></strike></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kemudian saya jadi sadar, hubungan, apalagi pernikahan yang tidak seimbang dan membahagiakan, buat saya lebih horor ketimbang film Pengabdi Setan, atau menjomblo. Salah <i>gak</i>?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bukan lantas saya anti mengerjakan pekerjaan domestik ya. Sama sekali enggak. Saya suka kok masak untuk keluarga. <i>That’s one of my therapy</i>. Liat orang makan masakan kita dengan bahagia itu menyenangkan sekali. Tapi saya juga mau suami yang bersedia bantu megang anak, bantuin cuci piring, yang ridho bantuin cuci baju atau jemur baju. Melayani suami itu berbakti, saya setuju dan melakukan hal seperti itu untuk orang yang kita sayang rasanya pasti menyenangkan. Tapi gak absolut, saling mengerti aja.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kalau istrinya lagi ada kegiatan lain, bisa lah sesekali cari makan sendiri. Buat saya, urusan cari makan, cuci piring, cuci baju, itu kemampuan dasar manusia untuk hidup, ga usah dibeda-bedakan ini pekerjaan perempuan atau lelaki. <strike>Kalau gak bisa mengerjakan hal-hal dasar begini, nanti mati loh.<o:p></o:p></strike></div>
<div class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya mau pernikahan di mana suami dan istrinya saling melengkapi, saling mendukung, dan saling membesarkan, bukan saling ketergantungan. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i>Family is nurtured</i>. Cinta itu dipelihara dan dijaga supaya tetap menyala.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Udah itu aja yang mau saya sampaikan dalam tulisan yang panjang ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kemudian sekarang saya jadi mempertanyakan juga apakah sebagai perempuan saya ini terlalu banyak maunya? He.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
***<o:p></o:p><br />
<br />
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYaOJLx7LGHRNwJok5g05A8rhOlMkcctBTqoUgC0Cl5b9Rk6rPL32Xiq0KLq1hOPbH9YzEgBZtnYTHl-dCtqP0EYh1Jky2iTQB0Q3kB_S_B39gfCbnhYS2tprnD-WXy7vdXe8z8n1kCyJc/s1600/thislife09-00377.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYaOJLx7LGHRNwJok5g05A8rhOlMkcctBTqoUgC0Cl5b9Rk6rPL32Xiq0KLq1hOPbH9YzEgBZtnYTHl-dCtqP0EYh1Jky2iTQB0Q3kB_S_B39gfCbnhYS2tprnD-WXy7vdXe8z8n1kCyJc/s320/thislife09-00377.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="text-align: left;"><br /></span></div>
<div class="" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="text-align: left;">P.S: Silakan tonton <a href="http://asianwiki.com/Because_This_Is_My_First_Life">Because This Life is Our First</a> untuk lihat versi komedi dari potret hidup perempuan masa kini. Kocak, tapi sekaligus penuh kritik sosial yang seringkali bikin kita ketawa, tertohok, dan sedih sendiri sembari membatin "Aduh ini gue banget!" Apalagi tokoh utamanya adalah penulis yang lagi mentok kariernya, hahaha. (Yang mau tanya di mana nontonnya silakan <i>comment</i> ya, hehee)</span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="text-align: justify;">Serial ini juga yang mengingatkan bahwa buat sebagian perempuan </span><i style="text-align: justify;">grand gestures</i><span style="text-align: justify;"> itu gak terlalu penting</span><i style="text-align: justify;">. </i><span style="text-align: justify;">Seringkali yang kami butuhkan hanya sesederhana orang yang menunggu kita pulang di halte bus atau stasiun, atau menawarkan diri membantu cuci piring setelah acara keluarga. </span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="text-align: justify;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPwzeEDqgaJcdNSCcpqLxoke6fgNbryI8JE33xZimK63qbVmMHgxfyf3ZpRwBEIE753XScTVbFDKqIZz2L-C5w1TE8ljMEdTwUNJyl2DG-YjXVdnIgkKUQbh4PDNjQZfMN9FMf8YxX8h08/s1600/life10-00177.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPwzeEDqgaJcdNSCcpqLxoke6fgNbryI8JE33xZimK63qbVmMHgxfyf3ZpRwBEIE753XScTVbFDKqIZz2L-C5w1TE8ljMEdTwUNJyl2DG-YjXVdnIgkKUQbh4PDNjQZfMN9FMf8YxX8h08/s320/life10-00177.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: left;">
<span style="text-align: justify;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0XkqFLS40H7bhpP9pV_heWH8Kj056G69EUJPgbvfLT8-qGTPglHNiIXRtsozmfcrh2eEenkh-weBQ-T39kqEZ0HOJ4Gwo-06GQEeszbSLg-43ioGWeyBf4XvQfh3qJedEtVIiG48Mbha_/s1600/thislife09-00727.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0XkqFLS40H7bhpP9pV_heWH8Kj056G69EUJPgbvfLT8-qGTPglHNiIXRtsozmfcrh2eEenkh-weBQ-T39kqEZ0HOJ4Gwo-06GQEeszbSLg-43ioGWeyBf4XvQfh3qJedEtVIiG48Mbha_/s320/thislife09-00727.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="text-align: justify;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: left;">
<span style="text-align: justify;">Cheers!</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="text-align: justify;"><br /></span></div>
<span style="text-align: justify;"></span><br />
<div style="text-align: left;">
<span style="text-align: justify;">*all screen caps are from <a href="http://www.dramabeans.com/shows/because-this-life-is-our-first/">Dramabeans</a>. </span></div>
</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</div>
gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-24498330984119285142017-10-09T14:50:00.000+07:002017-10-09T14:54:49.354+07:00Tentang Cinta<div class="MsoNormal">
Katanya, industri musik penuh dengan lagu-lagu tentang cinta. </div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kadang sendu, kadang mendayu. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kadang rindu, kadang membelenggu. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kadang ceria, kadang tentang air mata. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Mereka yang membuat cinta identik dengan pelangi, bunga-bunga, dan kupu-kupu yang menggelitik ulu hati. </div>
<div class="MsoNormal">
Bahwa yang namanya cinta itu seharusnya menggetarkan. Membuat hati berdesing, lengkap dengan letupan-letupan warna-warni seperti kembang api.<br />
Atau seperti segelas es teh manis yang menuntaskan dahaga.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi kemudian aku tahu. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Bahwa yang seperti itu bisa jadi cuma sesuatu yang pura-pura jadi cinta. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Kwalitet</i> super. Tapi tetap saja jadi-jadian dan bisa melempem dengan mudahnya. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
Cinta, sekarang aku tahu, dalam bentuk hakikinya, sesederhana Ayah yang berujar, "Hari ini tak usah ke mana-mana. Istirahat saja. Sudah dua minggu, kan, kamu tak libur." <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Atau semangkuk tempe kecap yang dibuat Ibu karena tahu kau akan pulang di akhir pekan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
Cinta yang sesungguhnya, tidak akan berisik minta dilirik. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dia bisa jadi cuma segelas air biasa.<br />
Yang sederhana dan diam-diam saja di ujung meja. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi selalu ada. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ahad, 8 Oktober 2017<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
9.12 pagi. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Setelah mendengar lagu Yura Yunita, Intuisi.<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
*<i>Terima kasih untuk Dee yang sudah duluan memberi arti pada segelas air putih :)<o:p></o:p></i></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-73653149236753886162017-08-26T09:59:00.001+07:002017-08-26T17:13:43.529+07:00The Taxi Stand <div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyDKdonhWlWgjy1uZP3TPGu2yp7dgQonbZMpa972ntbJxa-DxejPMIqzGWnEXwCcU0WN_gZz85vQ3pubn5wAV7QSUWGARgpUgsWwmS-RwFPy53vlRXaRKUC8Hwz08DDipk9KVuO27X6foj/s1600/girl_life_vector_eps_girl_life_4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="383" data-original-width="536" height="228" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyDKdonhWlWgjy1uZP3TPGu2yp7dgQonbZMpa972ntbJxa-DxejPMIqzGWnEXwCcU0WN_gZz85vQ3pubn5wAV7QSUWGARgpUgsWwmS-RwFPy53vlRXaRKUC8Hwz08DDipk9KVuO27X6foj/s320/girl_life_vector_eps_girl_life_4.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Thank you, zcool.com!</td></tr>
</tbody></table>
<br />
My father always tell me we should aim for the best in life. Strive
to be in the best schools and give it your best shot. If the stars are aligned,
you'll be accepted. If not, at least you will be eligible for the second best
options. <o:p></o:p><br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
I never really think about this. But this principal
discreetly grows on me, for so many aspects in my life. Including love,
perhaps?</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
I always look for someone who excites me. Who is funny. Who
is smart. Who is witty and full of confidence. Who is sure about his life
and where to go on. </div>
<div class="MsoNormal">
I suddenly realized that all this time, I was looking for
giants. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
This never occurred to me until I find myself at the lowest
point of my life. When nothing really goes the way I plan. Be it jobs or
education, everything seemed to be going south, for only God knows how much
longer. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Adding salt to the wounds, I was just suffered from the
latest heartbreak with the giant.<br />
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
Then I met my friends. For the hundredths time. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
But this time, I felt warmth. From the modest gestures such
as waiting at the coffee stand while his order has arrived but yours weren't.
Or walk you to your Uber when you know he's so exhausted and in desperate need
to climb to bed. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><br /></span>
<span lang="EN-US">Then, this suddenly dawned on me:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Perhaps</span>,
we don't need a giant. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Perhaps</span>
who we really need is as simple as someone who'll walk us to the taxi stand. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
---</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-66234373074773070042017-06-06T09:08:00.000+07:002017-06-06T09:08:19.391+07:00Jobs vs BoysMaybe, just maybe, jobs are no different from boys.<br />
<br />
You're attracted to bad boys who are so good at keeping the mystery alive. Their indifference and defiance challenge you, as if they were waiting to be tamed.<br />
<br />
When you want to quit, they play with your mind. They screw your perspective. You end up questioning yourself.<br />
Were they really that bad? It may as well be that I have not tried hard enough. Preserver enough.<br />
Am I a quitter? Am I a loser? Am I weak at heart?<br />
<br />
But bad jobs, just like bad boys, are indeed bad.<br />
<br />
They fire up a flame that are burning bright, but still, it burns.<br />
No matter how far you run, no matter how hard you try, how many times you fall and get back to your feet, they stubbornly refuse to turn their back to see you. They are deaf to your plea. Your pain is a non-existence.<br />
<br />
For them, you are nothing but a spectacle. To keep them entertained. To make them feel mighty. To make them feel like they matter, more than they actually do.<br />
<br />
<br />
05/06/17gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-62195082227025220012017-06-06T09:05:00.002+07:002017-06-06T09:05:40.366+07:00Heyho! It's been 4 years! Setelah empat tahun blog ini sepi bagaikan kuburan bukan di musim ziarah, akhirnya saya (mencoba) produktif lagi.<br />
<br />
Pemicunya adalah kesel sama kerjaan yang rasanya ini-kerja-apa-dikerjain?<br />
<br />
Kesel sendiri.<br />
Ga bisa tidur sampai jam satu pagi.<br />
Nonton Running Man sudah gak mempan menghibur hati.<br />
Akhirnya saya menulis lagi.<br /><br />
Bukan artikel, bukan berita, bukan <i>press release</i>, bukan materi pidato atau sambutan, bukan juga pedoman pembuatan website, ataupun proposal dan rencana kerja.<br />
<br />
I simply wrote my heart out.<br />
Turns out it's still my best therapy.<br />
Cause I then slept like a baby.<br />
<br />
So, here we go.<br />
In one, two and three.<br />
<br />
<br />
<br />
Cheers!<br />
<br />
<br />
<br />gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-65720368720676371082013-12-08T17:05:00.000+07:002013-12-08T20:26:43.139+07:00Pak, Bu, Intip IMDB Dulu Yuk Sebelum ke Bioskop<div style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;"><i>"Mbak Anggi, itu apa-apaan sih film <a href="http://www.imdb.com/title/tt1951264/">Catching Fire</a>?! Ngapain ada yang bikin film bunuh-bunuhan kaya gitu? Dan yang nonton banyak
anak-anak!"</i><o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11.0pt;"><i style="background-color: #b6d7a8;"><br /></i></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11.0pt;"><i style="background-color: #b6d7a8;"><br /></i></span></div>
</div>
<div style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;">Suatu hari, tante saya
tiba-tiba ngomel. Dia gak tahu Catching Fire itu film apa. Tapi, setelah
teman-temannya sesama ibu pada ngomel karena anaknya nonton film sadis, 'adu
manusia' kata dia, si Tante pun ikut panik.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;">Sebelum menulis lebih jauh,
saya harus bilang kalau saya memang suka trilogi The Hunger Games. Dibanding
genre novel dewasa-muda macam Twilight (yang isinya cuma cewek jatuh cinta sama
vampir dan ga punya kehidupan lain selain obsesinya sama si vampir berkilau),
Hunger Games, buat saya, punya cerita yang jauh lebih dalam dan kuat.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;">Saya suka bagaimana kisah
tentang Panem, Capital, dan 12 distrik yang melarat itu terasa seperti simbol.
Panem dan presidennya yang diktator, yang cuma memikirkan diri sendiri
ketimbang rakyatnya. Capital, ibu kota yang megah tapi <i>njomplang</i> dengan distrik sekitar. Dan favorit saya, warga Capital
yang digambarkan tajir melintir tapi dangkal. Makan minum dari piring emas
tanpa sadar hidup mereka ditopang sama orang-orang melarat yang kerja keras.
Belum lagi dandanan mereka yang selangit tapi norak. Mungkin menggambarkan sekelompok
sosialita yang tantangan tersulitnya adalah "Dapat Hermes incaranku bulan
ini ga ya?" (:P)</span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;">Padahal ada orang-orang yang buat makan besok saja belum tentu
ada uangnya.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;">Belum lagi<i> reality show</i> The
Hunger Games itu sendiri di mana industri televisi jadi alat propaganda. TV
jadi semacam kotak ajaib yang bisa memprogram pikiran penduduk Panem. <i>To show
them what's hot and what's not</i>, semacam itulah. Ditambah <i> host</i> Cesar Flickerman (dimainkan dengan apik oleh Stanley Tucci) yang jago memainkan suasana <i>interview</i>.<i> <strike>Please</strike></i><strike>, gantiin aja gengnya Olga, Om!</strike><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; font-family: inherit;"><span style="color: #222222; font-size: 11.0pt;">Ya, cerita Hunger
Games memang bukan buat anak-anak. Pertanyaannya, kok bisa anak tante saya dan
teman-temannya nonton film itu? Jawaban paling</span><span style="color: #222222; font-size: 11pt;"> gampang, memang dengan n</span><span style="color: #222222; font-size: 11pt;">yalahin promosi film yang gencar</span><span style="color: #222222; font-size: 11pt;">. Padahal namanya juga industri, tentu saja mereka
pengin meraup duit kita sebanyak-banyaknya.</span></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;">Tapi, Bapak dan Ibu, pernahkah
kalian buka Internet Movie Data Base a.k.a IMDB sebelum mengizinkan atau
mengajak anak ke bioskop? Saya yakin bapak-bapak dan ibu-ibu masa kini
sudah lancar berinternet, setidaknya buat hal <i>basic</i> seperti <i>browsing</i> atau
<i>update</i> media sosial. Apalah susahnya Googling nama film dan buka situs IMDB
yang biasanya muncul di hasil pencarian teratas?<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;">Di situ ada sinopsis, rating
usia, dan <i>parental advisory</i> yang memberi tahu detail film, dari mulai adegan
sadis, kata-kata kasar, sampai adegan intim. <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;"><br /></span></div>
</div>
<div style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11.0pt;">So, parents, please, take just a little of your time to check whether it's proper for your
kids or not.<span class="apple-converted-space"> </span></span></i></div>
<span style="background-color: #b6d7a8; font-family: inherit;"></span><br />
<div style="color: #222222; font-size: 15px; text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<span style="background-color: #b6d7a8; font-family: inherit;">
</span></div>
<div style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;">Jangan cuma bisa marah-marah setelah anaknya nonton film yang ga
seharusnya untuk mereka.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; font-family: inherit;"><span style="color: #222222; font-size: 11.0pt;">Jangan juga ga peduli seperti
sepasang orang tua yang membawa tiga anaknya yang masih kecil nonton film<a href="http://www.imdb.com/title/tt1392214/?ref_=fn_al_tt_1">Prisoners</a>-nya Hugh Jackman dan Jake Gyllenhaal. Anak y</span><span style="color: #222222; font-size: 11pt;">ang paling kecil, mungkin masih
berumur 5-6 tahun, teriak-teriak ketakutan sepanjang film. Film itu bagus, tapi
sadis, bahkan buat saya yang biasa liputan kriminal.</span></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; font-family: inherit;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;">Dan tahu apa yang dilakukan si
ibu? Menyogok anaknya yang paling kecil dengan beliin popcorn, lalu melanjutkan
nonton, dan si anak pun lanjut teriak-teriak ketakutan. Haduh. <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;">Cheers, </span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;">Anggi</span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #b6d7a8; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 11pt;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-9578664732753825742013-08-10T20:40:00.000+07:002013-08-10T20:40:28.736+07:00Space Brother (2012)<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b>Let’s go to space!</b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><br /></b></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="320" src="http://images.nipponcinema.com/tag/space-brothers.jpg?v=1330762962" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="221" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">credit to farrasya.livejournal.com</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Cita-cita bisa berasal dari mana saja: orang tua, film, atau
buku anak-anak. Tapi cita-cita kakak beradik Mutta dan Hibito Nanba berawal
dari sebuah peristiwa mencengangkan: melihat UFO secara langsung! Piringan cahaya
itu mereka lihat melesat di langit malam dengan kecepatan super. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<i>“Mungkin mirip kunang-kunang yang disuntik steroid,” </i>ujar Mutta bertahun-tahun kemudian</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sejak saat itu, mereka terobsesi menjadi astronot dan pergi
ke bulan. Keduanya rajin menyambangi JAXA, semacam pusat pengembangan antariksa
milik Jepang. Belasan tahun kemudian, sang adik, Hibito, sukses menjadi orang
Jepang pertama yang ikut misi ke bulan. Bagaimana dengan kakaknya,
Mutta Nanba? Apakah akhirnya mereka bisa menepati janji untuk bersama-sama melangkah
di satelit Bumi itu?</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Awalnya saya menonton Space Brother (2012) tanpa disengaja, film
itu sedang ditayangkan di televisi kabel ketika saya sampai di kosan. Hibito Nanba
(Okada Masaki) yang imut tapi keren segera saja jadi <i>eye candy</i>. Tapi Mutta Nanba
yang kribo dan culun itu juga mencuri perhatian. Agak mirip aktor kondang Jepang, tapi siapa ya? Sayang, film keburu tamat sebelum saya ingat siapa
aktor yang memerankan Mutta.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kebiasaan saat kerja membuat saya langsung <i>googling</i>. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ternyata cerita Space Brother alias Uchuu Kyoudai ini diadaptasi
dari serial manga Jepang. Ketika baca <i>review</i>nya di internet sih komentarnya
terbelah. Ada yang suka banget tapi ada pula yang kecewa karena format film
membuat sang sutradara harus berkompromi dengan waktu dan memadatkan jalan
ceritanya. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dan ternyata... Mutta diperankan oleh Shun Oguri yang ngetop
lewat peran-peran coolnya. Waks... Shun Oguri jadi kribo dan cupu? Penasaran. Apalagi sutradaranya adalah Yoshitaka
Mori, orang yang dulu membuat film Kouhaku (Confession), film <i>psycho thriller</i> tentang balas dendam seorang guru. Salah satu film Jepang terbagus yang pernah
saya tonton. Kayaknya film ini harus masuk list wajib tonton.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Akhirnya, berkat sinyal wifi dahsyat di Taman Suropati, saya
bisa donlot dan nonton film ini. Yatta! :D</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Benar saja, Space Brothers sama sekali enggak mengecewakan.
Saya suka pendekatan film fiksi yang dicampur dokumenter soal usaha manusia merambah
luar angkasa. Termasuk di antaranya, kilasan gambar Yuri Gagarin (Rusia) yang
jadi manusia pertama di luar angkasa pada 1961 dan bagaimana Presiden Amerika
Serikat John F. Kennedy gak mau kalah dari musuh bebuyutannya ketika perang
dingin. <i>“We choose to go to the moon!”</i> katanya berapi-api soal misi mengirim
orang ke bulan, 1962. Bahkan <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Buzz_Aldrin">Buzz Aldrin</a>, yang bersama-sama <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Neil_Armstrong">Neil Armstrong</a> mendarat
di bulan, ikut jadi <i>cameo </i>di film ini. Sedap!</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dari segi cerita dan alur,<i> pace</i> ceritanya memang cepat
banget. Mulai dari kakak beradik itu masih bocah dan lihat UFO, mereka jatuh
cinta sama luar angkasa, <i>dibully</i>, hingga akhirnya si adik betulan jadi astronot
hanya diceritakan sekilas. Tapi biarpun singkat, apa yang mau disampaikan
menurut saya sih cukup mengena. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Selanjutnya film itu lebih berfokus pada pengalaman Hibito
jadi orang Jepang pertama di bulan dan nasib Mutta yang sempat nyangsang jadi
desainer mobil. Nah lho, jauh banget melanceng dari cita-citanya menjadi
astronot! Yang jelas, saya sih terharu dengan adegan-adegan di bulan. Tentang gimana
impian semasa bocah pada akhirnya jadi kenyataan. <i>One of the most incredible
feelings in the world!</i></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Intinya, saya suka sama cara sutradara dan penulis
skenarionya mengemas film ini. Apalagi ditambah <i>scoring</i> musik yang yahud dan
bernada <i>rock and roll</i>. Asyik!</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jadi, silakan tonton sendiri dan cari tahu apakah Mutta dan
Hibito Nanba akhirnya bisa berpetualang bareng di bulan.<i> I hope you’d enjoy it
like I do</i>. :) </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Cheers,</div>
<div class="MsoNormal">
Anggi</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-83614913190244727512013-07-23T14:54:00.000+07:002013-07-23T14:54:58.677+07:00Luntur<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-r5UfzcJh4PdeoNcfQp5SV60RSV0KS87gIcwcxPpu3iLbWGDVzkIcC4OdeJczQG6qShvDAVGysTMoIMCSyw8Cf8NyDO1Rf_cMFA5s3KN8MWFM1Y-vQlSfBtFeQY_Sc6fvdCxvajn9wgE/s400/cuci+pakaian.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">credit to Google</td></tr>
</tbody></table>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
Saya ingin bercerita tentang seorang gadis. Indira namanya. Ketika kecil dia suka sekali membaca, terutama cerita-cerita petualangan. Salah satu pengarang favoritnya adalah Enid Blyton yang menulis cerita Lima Sekawan.</div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
Supaya tak terlalu badung, Mama Indira membelikannya seri novel Rumah Kecil di Padang Rumput. Katanya, supaya Indira jadi anak yang manis karena gadis-gadis di dalam buku itu rajin. Maksud Mama mungkin Mary yang penurut dan suka membantu Ma di rumah. Indira memang jadi lebih rajin membantu Mama seperti Mary, paling tidak mencuci piring. Tapi celaka, dia lebih suka Laura yang selalu ingin tahu dan kadang-kadang celaka karenanya.</div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
Tak lama, datanglah Paman Indira yang baru selesai kuliah di Australia. Dia mengenalkan Indira pada komik Tintin. Segera saja gadis kecil itu jatuh cinta pada wartawan Belgia dan anjingnya Snowy.</div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
<i>"Hebat sekali mereka bisa memecahkan misteri dan berkeliling dunia,"</i> pikir Indira kecil. Dia juga ingin seperti Tintin yang bisa jalan-jalan ke Mesir, Inggris, Amerika, Kongo, India, dan Cina. Bahkan Tintin yang orang Belgia itu juga sempat ke Indonesia!</div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
<i>"Aku juga mau jadi wartawan!"</i> kata gadis itu dalam hati.</div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
Tahun demi tahun lewat. Indira tumbuh jadi remaja. Di sekolah, dia paling suka pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Setelah lulus SMA, Indira lalu sengaja kuliah di jurusan pilihannya.</div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
<i>"Jurnalistik. Pokoknya kalau tahun ini tidak masuk ya aku coba lagi tahun depan. Tidak mau yang lain,"</i> kata Indira saat Mama bertanya kenapa Indira tidak mencari tempat kuliah cadangan seperti teman-temannya. Mama yang lembut hanya bisa berdoa semoga Indira diterima. Anaknya itu memang keras kemauannya.</div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
Untung Indira tak hanya mau, tetapi juga mampu. Nilainya di kampus selalu bagus. Dia lulus dengan nilai A.</div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
Di awal usia 20an, Indira akhirnya bekerja. Jadi wartawan betulan, seperti Tintin. Media yang merekrutnya juga punya nama. Bergengsi.</div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
Papa tidak setuju. Tapi Mama bilang iya (walaupun berat). Mama tahu ini cita-cita Indira sejak dia berkenalan dengan Tintin si wartawan berjambul.</div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
Satu tahun pertama, Indira bahagia. Tugas apapun dia kerjakan. Indira harus bisa membuktikan bahwa dirinya memang pantas jadi wartawan.</div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
Tak sia-sia juga Indira rajin berlatih Bahasa Inggris. Kalau ada wawancara dengan duta besar atau tamu asing, Indira kerap dibawa serta. Tak apa-apalah untuk sementara dia selalu jadi tukang transkrip.</div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
<i>Semua ada fasenya, sabar saja.</i> Indira menyabarkan hati.</div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
Begitu juga saat Indira diminta membuat wawancara khusus dengan Pak Ini atau Bu Itu. Dia kejar sampai dapat. Kadang kalau gagal Indira ingin menangis karena kesal sendiri. <i>Masak begitu saja tidak bisa?</i></div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
Tetapi ada juga saatnya ketika wartawan yang lebih senior tetap mewawancarai narasumber Indira dengan pertanyaan yang sudah diajukan Indira kemarin. Indira si tukang transkrip tetap dibawa. Mereka tidak percaya. </div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
Tahun kedua pun datang. Masa bulan madu Indira di tempat kerja mungkin sudah selesai.</div>
<div style="background: white;">
Dia mulai bertanya-tanya. </div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
<i>Kenapa kantor suka sekali narasumber A? </i></div>
<div style="background: white;">
<i>Kenapa kalau di lapangan menemukan fakta A, kantor ingin fakta A minus? </i></div>
<div style="background: white;">
<i>Kenapa bos besar ikut forum amplop? Amplop yang katanya barang haram itu? </i></div>
<div style="background: white;">
<i>Kenapa pertanyaan kantor kadang sok tahu? </i></div>
<div style="background: white;">
<i>Kenapa kantor suka sekali minta isu seksi padahal masih ada isu-isu yang lebih esensial?</i></div>
<div style="background: white;">
<i>Kenapa? kenapa? kenapa???</i></div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
Sampai suatu hari Indira tiba di rumah. Malam sudah lewat separuh jalan. Indira kelelahan dan langsung tertidur di sofa ruang keluarga.</div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
Besoknya, Indira duduk di meja makan setelah mandi dan sikat gigi.</div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
<i>"Capek ya Nduk?"</i> Mama berujar lembut.</div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
Indira nyengir sambil mengunyah sarapannya.</div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
<i>"Kayaknya sudah cukup deh kamu cari pengalaman kayak begini..."</i></div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
Indira tidak bisa menjawab. Tidak berani. Dia hanya meneruskan mengunyah nasi goreng yang kelezatannya kini menurun tiga tingkat.</div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
Mama sudah memberi lampu merah. Otaknya sendiri juga sudah memberi kode, lampu kuning sedikit lagi merah.</div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
Tenggorokan Indira rasanya tercekat.</div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
Dia tidak punya stok pembelaan lagi. Keyakinan atas cita-citanya sendiri sudah luntur. Menetes-netes seperti sisa air di cucian yang menggantung di halaman samping rumahnya. </div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; text-align: right;">
<i>Selasa, 23 Juli 2013. </i></div>
<div style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; text-align: right;">
<i>Ditulis selama 95 menit perjalanan menuju Ibu Kota.</i></div>
<div style="background: white;">
<br /></div>
gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-26236000935141003782013-06-09T22:07:00.000+07:002013-06-09T22:15:54.761+07:00Amour<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCa1eVfmTT7pjw1p5gZCvPKFw-1eT4hKnJMV1T3Ax3W0bOzQ57Z5zYyKYnGLByX3Jga-R9LYdy8grd50XakHqoU-4433EGvYYq4lE21YriFtakyYEai2lsecUio75pjqj594juNnWL5F89/s1600/MV5BMTk1NTc3NDc4MF5BMl5BanBnXkFtZTcwNjYwNDk0OA@@._V1_SX214_.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCa1eVfmTT7pjw1p5gZCvPKFw-1eT4hKnJMV1T3Ax3W0bOzQ57Z5zYyKYnGLByX3Jga-R9LYdy8grd50XakHqoU-4433EGvYYq4lE21YriFtakyYEai2lsecUio75pjqj594juNnWL5F89/s1600/MV5BMTk1NTc3NDc4MF5BMl5BanBnXkFtZTcwNjYwNDk0OA@@._V1_SX214_.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(Credit to IMDB)</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“Semoga langgeng sampai kakek nenek!” : ) </div>
<div class="MsoNormal">
Ucapan itu selalu jadi salah satu doa yang wajib diucapkan
kalau ada saudara, teman, atau kerabat yang baru menikah. Tapi apa benar cinta
bisa dipelihara sampai rambut kita memutih dan tulang kita keropos? </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sutradara Michael Haneke berusaha menampilkan potret itu
dalam film berjudul Amour (2012) yang dibintangi aktor veteran Jean-Louis Trintignant
dan Emmanuele Riva. Film ini dianugerahi penghargaan film berbahasa asing
terbaik di Academy Awards 2013.<a href="http://www.imdb.com/title/tt1602620/"> IMDB</a> memberinya nilai 7,9 sementara kritik di
<a href="http://www.rottentomatoes.com/m/771307454/">Rotten Tomatoes</a> 93 persen bernada positif. Sungguh membuat penasaran. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Film diawali dengan manis: sepasang kakek nenek menonton
resital piano bersama. Setelah itu pulang dengan bus kota dan sesampainya di
rumah, keduanya masih bisa saling goda. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“Apa aku sudah bilang kamu cantik sekali hari ini?” kata
Georges kepada istrinya Anne sambil membuka mantel. Lucu betul melihat dua aktor yang sudah
keriput itu berinteraksi seperti
pasangan muda. Manis,<strike> jadi pengen mencari pria halal :P. </strike></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi Haneke bukan membuat film ini dengan tujuan menghibur.
Anda yang tidak tahan dengan adegan-adegan lambat dan hening pasti sejak awal menyerah.
Setting film, selain di bagian awal, juga hanya memperlihatkan suasana
apartemen Georges dan Anne yang sepi dan berwarna kelam. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Adegannya pun semakin lama semakin suram. Dimulai dari Anne
yang tiba-tiba kehilangan kesadaran saat sarapan. Georges panik dan berganti
pakaian secepat yang bisa dilakukan lelaki seusianya. Tetapi keran air yang dia
tinggalkan dalam keadaan menyala di dapur tiba-tiba dimatikan. Anne sadar lagi.
Membuat pasangan itu dan penonton bingung: Anne sakit apa?</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Scene langsung meloncat ke saat Anne pulang dari rumah sakit
menggunakan kursi roda. Rupanya dia mengalami penyempitan pembuluh darah
sehingga stroke dan lumpuh di bagian tubuh sebelah kanan. Dari situ film ini
semakin membuat frustasi, kondisi Anne dengan cepat menurun. Padahal hanya
Georges yang tersisa untuk mengurusi istrinya. Anak mereka, Eva, tinggal di
negara tetangga. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Semakin lama menonton film ini saya semakin sadar bahwa film
ini memang bukan untuk menghibur, tetapi benar-benar menggambarkan apa rasanya
menjadi tua dan renta. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Menjadi tua itu menyakitkan, kata Haneke melalui <i>scene</i> demi<i>
scene</i>. Bukan hanya karena rematik atau keriput. Menjadi tua itu menakutkan
karena pada satu titik manusia tidak mampu lagi mengerjakan hal-hal sepele
seperti pipis, pakai baju, bahkan makan tanpa bantuan orang lain.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saya tinggal bersama kakek nenek yang usianya sudah melebihi
70 tahun. Kondisi mereka sebelas dua belas dengan Anne dan Georges. Dan saran saya, orang yang tinggal dengan
manula sebaiknya menonton film ini. Supaya tahu bagaimana rasanya menjadi tua
dari kacamata para manula. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saya jadi ngerti, kenapa nenek saya<i> keukeuh</i> banget gak mau
pakai pampers dan maksa mau ke WC sendiri padahal sering jatuh atau ngompol.
Atau kenapa kakek saya gak mau ditemenin kalo cukur rambut padahal sesisi rumah
khawatir kalo dia keluar sendirian. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Being old hurts their pride</i>. Kira-kira gitu deh bahasa
Inggrisnya. Jadi kita yang tinggal bersama orang-orang tua itu juga bisa
berempati dan mengerti kelakuan mereka yang sering bikin kesel sendiri.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi pada akhirnya Amour tetaplah film yang membutuhkan
drama. Endingnya cukup bikin saya menahan napas. Mengembalikan misteri yang
ditempelkan Haneke di pembukaan filmnya:</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Cinta itu apa?</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p>Cheers!</o:p><br />
<span style="text-align: center;">Anggi :)</span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-86763727250436350272013-06-06T08:56:00.000+07:002013-06-06T08:56:52.022+07:00Macet<div class="MsoNormal">
Sebastian Vettel atau Michael Schumacher boleh jadi jagoan menyetir jet darat. Kemampuan mereka membuat manuver di tikungan
hingga take over pastinya enggak perlu diragukan. Tapi kalau mereka dicemplungkan
di kemacetan Jakarta, saya nggak yakin mereka mampu bersaing dengan sopir-sopir
bis kota.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saya membuat tulisan ini di atas bus 213 jurusan
Grogol-Kampung Melayu. Sebagai sesama pengendara, saya angkat topi.
Kemampuan mereka menembus macet itu gila.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Bus yang saya naiki sekarang bisa dengan lincahnya bergerak
di Jalan Sudirman yang malam ini keadaannya mirip es cendol kurang kuah: padat.
Tapi body bus impor dari Jepang yang berukuran besar itu bisa gesit menyelip
dari jalur lambat-ke jalur cepat-ke jalur busway-jalur cepat lagi-lalu kembali
ke jalur lambat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Gila," pikir saya. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
City car yang digembar-gemborkan berbody singset dan lincah
di dalam kota itu kalah total. Semua masih berbaris rapi di jalurnya. Yah,
beberapa memang ngomel lewat raungan klakson. Tapi toh bis saya tetap
nyelonong. Hehe<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Yang terpikir di otak saya cuma satu: <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kota ini sakit. Enggak heran kalau penduduknya
berlomba-lomba kabur, plesir ke kota terdekat kapanpun ada kesempatan. <i>Weekend,
longweekend</i>, libur kejepit, <i>you name it</i>.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Membuat penduduk kota satelit seperti saya makin nelangsa.
Setiap hari kerja di Jakarta kena macet. Libur dan pulang ke Bogor pun tetap
kena macet. Nasib. Makin sedih lagi karena sudah enggak kenal yang namanya
weekend, long weekend atau tanggalan merah (<i>Well</i>, yang ini sih masalah saya
sendiri ya, hehe).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Terus terang aja saya sudah kekenyangan sama macet. Kalau
ngobat mungkin sedikit lagi overdosis.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Bukan apa-apa, tuntutan pekerjaan membuat sebagian besar
waktu habis di jalan. Kalau Anda melakukan perjalanan untuk pergi ke kantor,
buat saya jalanan adalah bagian dari kantor. Jadi macet itu makanan setiap
waktu, hahaha *gigit bantal :S<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Makanya saya paling semangat menulis berita tentang
transportasi umum. Lalu ngobrol dengan
pengamat transportasi. Setidaknya ada harapan bahwa kota ini mau berbenah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Di atas kertas memang kelihatannya ada harapan, tapi kok
setiap hari rasanya makin macet. Perjalanan makin lama. Apa yang salah?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Nih ya, Transjakarta koridor I Blok M-Kota busnya sudah
banyak. Dingin. Nyaman. Cepat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Salah satu kebahagiaan naik busway di koridor 1 adalah bisa
dadah-dadah sama orang dalam mobil yang mandek di jalanan. "Permisi, saya
duluan ya," rasanya pengen bilang gitu sambil nyengir superlebar karena
bus saya bisa melaju kencang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi ternyata gak semua orang berpikir seperti saya. Toh
kendaraan pribadi tetap merajalela. Busway lengang , jalanan padat. Padahal isi
mobil-mobil itu paling banyak dua atau tiga orang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Lihat saja, di Sudirman, jalur lambat adalah jalur neraka.
Kecepatan satu kilometer per jam pun gak sampai. Jalur cepat masih agak
lumayan, bisa lah mobil melaju sampai 30 kilometer perjam. Busway lancar jaya
(cuma di koridor I, koridor lain jalur masih ga steril dan busnya sedikit).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi hujan berarti pengecualian. Mobil-mobil biasanya masuk
jalur busway, akibatnya bus ikut mandek. Saya pernah mengalami naik busway dari
Sarinah hingga Bundaran HI (hanya berjarak dua halte) dalam waktu hampir satu
jam. Rasanya mau nangis, mau maki-maki orang yang naik mobil itu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Saya sudah berusaha tidak menambah kemacetan dengan
naik kendaraan umum. Kenapa jalan saya masih diembat juga sementara kalian naik
mobil berAC, bisa setel lagu, duduk dengan nyaman, tetap cantik, ganteng, dan
wangi begitu sampai tujuan? Terus kalau macet gara-gara kalian saya harus tetap
kena getahnya?!" Kira-kira pingin ngomel seperti itulah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Yah, kalau menurut pengamat Masyarakat Transportasi
Indonesia, Danang Parikesit, perjalanan dengan kendaraan pribadi itu gak
efektif. Jalan penuh mobil tapi manusia yang terangkut hanya sedikit. Pengamat
lainnya juga berpendapat serupa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saya tambah ngomel. "Pada ketinggian gengsi nih
orang-orang yang naik mobil pribadi." (Plus omelan-omelan lainnya).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi lalu saya naik kendaraan umum lagi. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ketemu preman berkedok pengamen. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ketemu copet. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kena macet di bus non-AC dengan posisi akrobatik karena
terjepit. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Naik kereta, sering telat atau mogok lalu penyet saking
penuhnya . <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Turun angkutan, jalan di trotoar, ngomel lagi karena penuh
pedagang, rusak, jadi tempat parkir atau dikuasai motor.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Lalu meratapi nasib.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Terus saya jadi mikir: Mungkin memang pejalan kaki dan
pengguna angkutan umum itu warga negara prioritas paling akhir di negara ini.
Makanya kalau punya uang lebih sedikit, langsung pengen kredit motor atau
mobil. Supaya naik kasta.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Nah kan, ngomel lagi. :'D<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ps: tulisan ini dibuat selama 1 jam 20 menit. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Jarak tempuh: Bendungan Hilir-Dukuh Atas pakai bus.
Disambung kereta menuju Bogor, dan baru sampai Depok. <o:p></o:p></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
*tarik napas buang napas*</div>
gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-79159529085785238082013-06-06T08:25:00.001+07:002013-06-06T08:25:18.083+07:00gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-11072202973878511102013-03-26T23:30:00.000+07:002013-03-26T23:30:31.128+07:00Si Kereta Ekonomi<br />
Hari ini, setelah sekian lama akhirnya saya naik kereta ekonomi lagi. Bukan karena lagi liputan rencana penghapusan KRL ekonomi, tetapi memang yang jadwal keberangkatannya pas adalah kereta itu.<br />
<br />
Begitu naik, rasanya kaya nostalgia. Soalnya rangkaian dari besi tua itu dulu setiap hari mengantarkan saya ke kampus. Saya masih ingat betul bagaimana penuh dan sesaknya kereta itu. Bagaimana bau keringat ratusan manusia dan kadang bau kopling kereta yang menyengat menggantung di udara. Bau itu saya hirup setiap hari, pagi dan sore. Membuat mahasiswa dari Bogor datang ke kampus dengan lecek, beda dengan mahasiswa dari arah Jakarta yang masih segar dan wangi.<br />
<br />
Dulu, kami (geng kereta) berkelakar, "Pokoknya kalau sudah lulus kita harus naik tingkat, enggak boleh naik kereta ekonomi lagi." Kesampaian. Saya dan teman-teman saya sekarang jauh lebih sering naik Commuter Line. Selain sudah mampu beli tiketnya, toh jumlah kereta ekonomi yang beroperasi juga semakin sedikit, mendekati punah.<br />
<br />
Tapi jangan salah, meskipun agak traumatis, sebenarnya naik kereta ekonomi itu bisa membuat saya lebih banyak bersyukur. Bersyukur bahwa saya masih mampu naik kereta meskipun harga tiketnya naik terus: dari Rp 6.000 jadi Rp 7.000, lalu sekarang Rp 9.000. Bersyukur bahwa ongkos yang lebih mahal itu enggak lantas membuat saya melarat.<br />
<br />
Bahwa ketika barang saya rusak, saya bisa segera menggantinya. Hal-hal kecil yang kadang terlupa kalau saya sedang sibuk membandingkan diri dengan si A yang kariernya lebih pesat, dengan si B yang setiap hari bekerja di kantor yang nyaman, bukannya berpeluh di jalanan Jakarta.<br />
<br />
Membuat saya bersyukur karena pekerjaan ini--meskipun berat-- bisa membuat saya tetap menjejak tanah dan melihat ke bawah. Bertemu orang-orang yang cobaan hidupnya lebih berat. Yang harus berpikir apakah besok bisa makan, apakah anaknya bisa sekolah, apakah bisa berobat kalau jatuh sakit. Tetapi di lain waktu pekerjaan ini juga memberi saya kesempatan bertemu orang-orang hebat, membuat saya ingin sehebat mereka.<br />
<br />
Kembali lagi ke masalah kereta ekonomi, saya setuju banget kalau kereta ini sudah enggak layak dan lebih baik dipunahkan. Soalnya pintu kereta itu malah sering dijadikan tempat bermain oleh remaja tanggung yang menganggap akrobat di pintu kereta itu keren, berani. Mungkin mereka belum mampu untuk berpikir bahwa kalau terpeleset mereka akan mati sia-sia. Belum bisa menghargai orang tua mereka yang akan hancur kalau anaknya, yang dia hidupi dengan banting tulang, mati konyol karena jatuh dari kereta.<br />
<br />
Tetapi kalau kereta ini jadi ditarik, lalu apa gantinya? Kereta AC dengan tarif Rp 8.000? Buat orang yang memang harus naik kereta ekonomi, selisih itu besar sekali. Harga tiket yang naik bisa membuat mereka tambah sengsara, bukan sekedar harus memangkas biaya rekreasi.<br />
<br />
Lalu saya jadi ingat, pekerjaan saya ini juga bisa bikin patah hati. Kenapa ya pemerintah bisa membiayai subsidi BBM yang biayanya ratusan triliun padahal habis sia-sia waktu macet? Kenapa uang sebanyak itu enggak bisa sebagian saja disisihkan supaya orang-orang yang hanya mampu bayar Rp 2.000 itu juga bisa naik kereta yang pintunya tertutup dan berpendingin udara?<br />
gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-32090484432691401392013-03-11T00:35:00.000+07:002013-03-12T08:45:00.697+07:00Payung Teduh: Manis, Lembut, Seperti Permen Kapas<br />
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
<em><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Jalanan yang lengang. Angin. Daun-daun
gugur. Seorang perempuan berjalan sendirian. Lelaki yang memandang dari kejauhan.
Hujan. Bau rumput basah.<o:p></o:p></span></em></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Beberapa detik intro sebuah lagu saja sudah bisa membuat
imajinasi terbang ke mana-mana. Kaget. Sudah lama banget gue nggak mendengar
musik yang bisa menstimulasi otak jadi seaktif itu untuk berimajinasi. Pastinya
ini bukan musik yang cocok didengarkan waktu nulis berita, nanti jadinya malah
nulis cerpen atau puisi. Hihihi.<br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormal">
Meskipun mungkin telat, izinkan gue mereview kelompok musik—gue gak yakin mereka cocok disebut band—dari fakultas tetangga yang, menurut Rolling Stone, dihuni oleh kakak-kakak bernama Is (vokal/gitar/<i>guitalele</i>, drum), Ivan (gitar, <i>guitalele</i>, vokal latar), Cito (drum, <i>cajon</i>), dan Comi (<i>contra bass</i>) ini ya.. </div>
<div class="MsoNormal">
</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX6YW9_qPYmZWfPlOhAJZC9rHwZO93nDTq89FitrWnuDymyhyLtyIVBNzPvZJcyFFTNlpe9GMJs_qlgymabspXFrbuq6mM8LaYxtLwUFVjLS4SXZ4S73VyeRXhqVYrRkDCltGzsghJfZOE/s1600/payung-teduh.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX6YW9_qPYmZWfPlOhAJZC9rHwZO93nDTq89FitrWnuDymyhyLtyIVBNzPvZJcyFFTNlpe9GMJs_qlgymabspXFrbuq6mM8LaYxtLwUFVjLS4SXZ4S73VyeRXhqVYrRkDCltGzsghJfZOE/s1600/payung-teduh.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">payungteduh.blogspot.com</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
Sudah pernah dengar nama Payung Teduh? Bahkan namanya cocok banget sama rasa musiknya: adem di telinga.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Petikan gitar dan betotan contrabass yang bersahut-sahutan
dengan denting piano dan suara lucu ukulele (entah kenapa suara ukulele di otak
gue berasosiasi dengan kata lucu :D) benar-benar membuai dan membawa angan
terbang. Lembut dan manis kayak permen kapas. Bahkan suara drum dan simbalnya
pun tetap lembut di telinga. Ditambah suara Kak Is yang<i> halimpu</i> (bahasa Sunda: empuk,
mendayu) itu... Aduh, pantas aja Nona Nanien menyebut musiknya bikin eargasm. LOL. </div>
<div class="MsoNormal">
<br />
Mendengarkan musik Payung Teduh entah kenapa menyeret imajinasi gue ke masa lalu. Bukan dalam arti jadi galau-galau ingat kenangan masa lalu ya :D. <i>I mean it in a good way</i>. Ada lagu yang membuat gue membayangkan berdansa pelan (<i>Rahasia</i>) atau hanya duduk berdua dengan secangkir kopi mengepul, sesekali saling pandang (<i>Berdua Saja</i>), tapi settingnya tahun 70an . Si Perempuan berambut ikal sebahu, pakai sackdress selutut. hihihi.<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Selain musiknya memanjakan telinga, lirik lagu Payung
Teduh juga gak seperti band-band mainstream. Ini contohnya:</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Berikan tanganmu <o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Jabat jemariku<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Yang kau tinggalkan
hanya harum tubuhmu<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Berikan suaramu <o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Walau semua bisikanku
memanggil namamu<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i>(Rahasia)<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kamu yang suka musiknya Ary-Reda atau Sore pasti mudah jatuh hati sama
melodi lagu-lagu milik Payung Teduh. Soalnya feel-nya serupa.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Akhirnya gue mengerti kenapa teman-teman di kampus dulu ada
yang suka banget sama mereka. Sebagai lulusan kampus berjaket kuning,
sebenernya gue malu mengakui baru dengar lagu Payung Teduh malam ini (semacam
telat bertahun-tahun baru dengar kelompok musik tenar dari fakultas sebelah, hehehe).
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kelompok musik ini dulu beberapa kali diundang ketika ada
acara anak komunikasi, tapi ya itu, gak pernah nonton. Akhirnya setelah
menemukan albumnya di playlist teman, gue copy (ehem, iya ingetin untuk
beli CDnya ya :P), lalu jatuh cinta aja gitu sama musiknya. Genrenya apa ya?
Ada warna keroncong, jazz, entah apalagi. Pokoknya nadanya bikin gue jatuh
hati. Hihihi. Gak heran kalau album kedua mereka, Dunia Batas, terpilih sebagai album terbaik 2012 versi Majalah Tempo.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jadi berharap:</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]-->1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span>Mereka main di kawinan gue suatu hari nanti :D</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]-->2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span>Nyanyi bareng (siapa tahu Kak Is butuh partner
duet)</div>
<div class="MsoNormal">
Ngayal boleh dong yaa...... :P</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kalau review gue di atas belum cukup meyakinkan untuk bikin
kamu mendengarkan lagu mereka, silakan intip link ini:</div>
<div class="MsoNormal">
<a href="http://rollingstone.co.id/read/2012/06/05/091818/1932835/1107/cd-review-payung-teduh">http://rollingstone.co.id/read/2012/06/05/091818/1932835/1107/cd-review-payung-teduh</a></div>
<div class="MsoNormal">
<a href="http://payungteduh.blogspot.com/">http://payungteduh.blogspot.com</a><br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Selamat mendengarkan! </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Cheers, </div>
<div class="MsoNormal">
Anggi :)</div>
<br />gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-83874734530292376262013-03-09T17:15:00.000+07:002013-03-09T17:35:22.769+07:00Takeru Sato Tak Lagi Feminin di Rurouni Kenshin :D<br />
<div class="MsoNormal">
Ehem, akhirnya blog ini batal jadi fosil karena kelamaan nggak ditengok *nulis sambil bersihin sarang laba-laba*</div>
<div class="MsoNormal">
Karena baru nonton live action Rurouni Kenshin dan suka, jadi kita ngomongin itu aja deh ya walaupun udah telat banget. Mari lupakan peristiwa kriminal dan masalah kota sejenak. Ayo hura-huraa! :D</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
*** </div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivMmv5R8deSEt4w0-p2JkNa1kXMMfSj2uvcFe3boRmOfcjnSGqQsdOOpP9Z8TN-ZdwSA6HB0fChT3CmPYIn-UzJs7C2w_6pMdoV3oIBwrgs52lnmoGVFR6rK4oPoNfLGcFvGDkFd8o-Yzm/s1600/rurouni-kenshin-live-action-movie+(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="146" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivMmv5R8deSEt4w0-p2JkNa1kXMMfSj2uvcFe3boRmOfcjnSGqQsdOOpP9Z8TN-ZdwSA6HB0fChT3CmPYIn-UzJs7C2w_6pMdoV3oIBwrgs52lnmoGVFR6rK4oPoNfLGcFvGDkFd8o-Yzm/s320/rurouni-kenshin-live-action-movie+(1).jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">credit to google</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pertama kali dengar bahwa Rurouni Kenshin akan dijadikan
live action movie sebenarnya gue gak sabar sekaligus agak skeptis. Soalnya kebanyakan anime yang
yang dibuat live action jadi terlalu komikal dan nggak pas dilihat sebagai film. Apalagi waktu googling
dan mendapatkan nama Takeru Sato sebagai pemeran Kenshin. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<em><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Whaaat?! Kamen Rider yang
mukanya feminin itu jadi Kenshin? Oh no. Agak-agak sedih gimana gitu karena
Kenshin kan tokoh samurai favorit gue, masa nanti jadi kayak perempuaaann?? <o:p></o:p></span></em></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi setelah menonton filmnya, gue harus bilang ini salah
satu live action yang paling menyenangkan untuk ditonton. Jempol juga harus
diacungkan untuk Takeru Sato yang bisa menghidupkan Kenshin sehari-hari yang
tampangnya cupu, tapi pas adegan kelahi bikin deg-degan (hihiiiw). Terutama pas adegan duel di hutan dengan Jin
E, battosai KW super itu. Aww, kamu sama sekali tidak terlihat feminin Takeru
Sato! :3</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Om Eguchi Yosuke yang memerankan Hajime Saito pun bisa pas
betul memerankan polisi mantan samurai itu. Pemeran Kaoru, Sanosuke, dan bocah
Yahiko juga bisa bikin teringat perasaan waktu senang-senangnya nonton
anime Rurouni Kenshin. Cuma Aoi Yuu saja yang terkesan terlalu manis memerankan
Megumi (seingat gue dia dokter yang agak-agak liar gitu deh, hehe). Tapi overall
mereka semua padu dan bisa membuat cerita kehidupan pasca restorasi Meiji itu
jadi hidup!</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Gue yang bukan penggemar genre laga saja suka dengan adegan
perkelahian dalam film ini. Meski banyak darah dan tetap ada perasaan ga enak,
gambarnya enak dilihat (gue memang lebih suka pertarungan dengan pedang ketimbang
senjata api yang berisik). Terutama klimaks adegan perkelahian akhir di hutan
itu. Cantik!</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Overall, Rurouni Kenshin benar-benar menjelma jadi film,
bukan sekedar adaptasi dari manga atau
anime. Worth to watch!</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Cheers!</div>
<div class="MsoNormal">
Anggi :3</div>
gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com33tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-86734673185523656052012-04-20T18:04:00.000+07:002012-04-20T18:04:13.124+07:00Is Red Velvet Cake Overrated? Or Is It Just Me?<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CINTERNET%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CINTERNET%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CINTERNET%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:1;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0in;
margin-right:0in;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only;
margin-bottom:10.0pt;
line-height:115%;}
@page Section1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgArwLyQrqfzg-8xYWpba5r4yVK53fDD8nq9K9BcQ0YKk4lzttelapSFqRc2BQU06fSFY6jKKnV7nNBecHpm8GmwnsJmI-HqWCL4gHz6Y3RFJxEXDYm8Kpfhq5lERRD0KwUk3PAGWtveqDH/s1600/100_2681.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgArwLyQrqfzg-8xYWpba5r4yVK53fDD8nq9K9BcQ0YKk4lzttelapSFqRc2BQU06fSFY6jKKnV7nNBecHpm8GmwnsJmI-HqWCL4gHz6Y3RFJxEXDYm8Kpfhq5lERRD0KwUk3PAGWtveqDH/s320/100_2681.JPG" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
I’ve been tempted to make this gorgeous cake ever since the
first time I saw it. The striking dark red color with fluffy white topping make it seems
so delicious.</div>
<div class="MsoNormal">
Yesterday I finally made it, but after I bit a bite I have to
say I’m not impressed.</div>
<div class="MsoNormal">
Of course it’s pretty. The cake itself is really moist and
tender, it almost melts in your mouth. It has a wonderful texture and colour. But it lacks
of flavour, it doesn’t play with my taste buds the way I think it should. Not
the type that strikes and makes you remember it for the rest of your life. heheh.</div>
<div class="MsoNormal">
I mean, it’s nice but it happens to be an ordinary cake. </div>
<div class="MsoNormal">
Maybe I should try another recipe and give a different
topping since I didn’t enjoy the cream cheese frosting much</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
Cheers! ^^ </div>gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2095773441608810826.post-52713540521879101512012-04-12T17:02:00.000+07:002012-04-12T17:28:14.568+07:00Kisah Bang Maman dan Anak SD<title></title>
<style type="text/css">
<!--
@page { size: 8.5in 11in; margin: 0.79in }
P { margin-bottom: 0.08in }
-->
</style>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Akhirnya.. kembali menulis blog setelah
berabad lamanya cuma nulis berita. heheheh</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Sejak beberapa hari lalu jari rasanya
gatel banget kalau dipakai nulis berita. hehehe. Jenuh kali ya setiap
hari yang ditulis antara omongan kepala Dinas A-Z, Om Kumis, Humas
Polda, atau cerita-cerita pembunuhan dan kecelakaan yang bikin susah
tidur.
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Tapi hari ini, saat gue piket malam dan
sampai jam 4 sore masih gabut di kantor belum ada kerjaan... ada satu
berita yang menggelitik banget untuk dikomentarin.
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Kata lapak sebelah, ada orang tua murid
yang protes karena ada cerita di buku pelajaran Pendidikan Lingkungan
Budaya Jakarta (PLBJ) kelas 2 SD yang nggak layak dibaca anak-anak.
Judulnya "Bang Maman dari Kali Pasir"</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Begini kira-kira ceritanya:</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Seorang pedagang buah bernama Bang
Maman punya anak gadis yang cantik jelita bernama Ijah. Layaknya
cerita telenovela, Ijah menikah dengan lelaki kaya bernama Salim,
putra juragan di Kali Pasir bernama Pak Darip.
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Nasib baik ternyata tak berpihak pada
sejoli Ijah dan Salim. Setelah Pak Darip meninggalkan dunia yang
fana, putranya yang terlalu lugu (apa bodoh?) mempercayakan kebun
ayahnya yang sangat luas pada seorang pegawai, Kusen namanya.
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Bak sinetron, Kusen dan istrinya
berkhianat. Kebun itu malah dijual dan dia kuasai hingga akhirnya
Salim jatuh miskin.
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Mungkin karena pada dasarnya Bang Maman
memang mata duitan, ia menyuruh anaknya menceraikan suaminya yang
jatuh miskin. Tetapi Ijah yang terlanjur cinta pada Salim menolak!
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
"Nggak mau Babe, aye tetep cinta
ama Bang Salim!" begitu dialog yang terbayang di otak gw :P
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Entah apa isi otak Bang Maman, ia
menyusun strategi untuk memisahkan Ijah dan Salim. Dia mengutus
perempuan bernama Patme untuk menjadi istri jadi-jadian Salim.
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Akhirnya, Ijah yang tak rela dimadu pun
menceraikan Bang Salim.
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
-____-"</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Kantor pun mengutus seorang reporter
untuk mengkonfirmasi cerita ini. Tahu nggak apa tanggapan dari salah
seorang guru yang menggunakan buku itu di sekolah?</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
“Cerita itu kan cerita rakyat,”
kata seorang, wali kelas 2 SD Angkasa IX, Kamis, 12 April, 2012.</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Haduuuh... Gw sih merasa pembelaan
macam itu sama sekali ga bisa diterima. Maksudnya kalau cerita rakyat apapun boleh
masuk gtu? Macammanaaaa...</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Kata teman reporter lain, versi lebih
halus dari cerita Bang Maman ada di buku terbitan Erlangga. Di buku
itu diceritakan bahwa Salim tak kebagian warisan karena dikuasai oleh
Kusen. Akhirnya meski jatuh miskin, Ijah tetap setia pada suaminya,
Salim.
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Oke... cerita ini memang nggak memuat
istri simpanan atau strategi licik ala sinetron. Tapi tetep aja deh.. </div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
WARISAN??</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Anak kelas 2 SD bukannya diajarin
tentang semangat bekerja atau sekolah malah diajarin tentang
warisan?? Cupet bangeeet!</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Ini pendapat gw pribadi, pantas aja
orang Indonesia ga maju-maju. Dari kecil diajarin uang gampang sih.
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Duh.
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>gigianggihttp://www.blogger.com/profile/16670352145365864707noreply@blogger.com0